Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Salahkan Alina

25 Oktober 2018   14:26 Diperbarui: 25 Oktober 2018   14:31 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Karena kamu sudah membuatku cemburu, kamu harus menemaniku makan siang ya" rayunya.

"Nggak ah"

"Ayolah..."

"Oke, sekali ini saja"

"Iya sekali ini saja, tapi kalau kamu ke Surabaya lagi, kita nge-date lagi ya"

Sejak saat itu Wawan sering mengirimiku pesan. Dirinya memanggilku 'kesayangan'. Aku merasa muda lagi. Tiap kali dirinya mengirimkan pesan aku tersenyum dan hatiku berbunga-bunga. Pun saat suamiku ada di dekatku aku masih juga bisa berbalas pesan dengannya. Luar biasa, bukan?

Hingga akhirnya suatu ketika suamiku demam, entah mengapa hatiku tetiba tersentuh. Bisik hatiku mengatakan bahwa Wawan memanglah lelaki yang suka memanjakanku. Tapi Wawan memang jauh berbeda dengan suamiku. Suamiku itu orangnya lempeng, tidak pernah terpengaruh dengan dunia luar. Bukan pula orang yang romantis, bahkan sampai punya dua anak dirinya tidak pernah memanggilku sayang. Posisi pekerjaan juga suamiku bergaji jauh lebih tinggi daripada Wawan. Bahkan ketika aku menikah dengan suamiku dirinya sudah menyiapkan rumah berserta isinya lengkap, dan tidak ada kreditan. Suamiku lahir dari keluarga terhormat dan terpelajar, buktinya Bapaknya saja pendidikannya sudah S2, padahal usian ya hampir tujuh puluh tahun.

Dan kasus Alina yang muncul akhirnya menyadarkanku bahwa meskipun indah, selingkuh tetaplah membuat banyak orang terluka. Kalau kita mampu bersikap dewasa, kita tidak akan mementingkan kebahagiaan diri kita sendiri, melainkan ada hal lain yang harus kita jaga. Ada banyak hati yang perasaaannya perlu kita lindungi.

===

"Terus bagaimana Wawan?" tanya Rena katika aku menceritakan perselingkuhanku sebulan yang lalu dengan seorang Wawan.

"Entahlah, sempat dirinya juga galau di status facebooknya. Tapi sekarang sudah tidak menghubungi aku lagi" jawabku, "Kalau memang belum pernah berselingkuh pasti akan berpikir itu adalah hal yang kotor, tapi kalau sudah pernah mencoba pasti akan merasa sensasi yang menyenangkan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun