Mohon tunggu...
Efron Dwi Poyo
Efron Dwi Poyo Mohon Tunggu... -

Fanatik FC Bayern München. Mia San Mia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Kristen Bercerminlah pada Perang Salib!

3 April 2016   13:25 Diperbarui: 3 April 2016   20:18 3725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Film Kingdom of Heaven yang mengisahkan Perang Salib. Gambar: http://www.imdb.com/title/tt0320661"][/caption]

 

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang Kristen dan dari etnis Tionghoa, saat ini yang memiliki peluang paling tinggi untuk memangku tugas DKI-1 periode berikutnya membuat saya kuatir akan gembos sebelum perlombaan dimulai. Ironisnya penggembosan ini akan dilakukan oleh segelintir warga Kristen fundamentalis yang mengobarkan semangat Perang Salib dari masa kegelapan. Di media sosial sudah saya saksikan video mengenai Ahok yang dibuat tidak kreatif (bahkan konyol) yang hanya akan menuai cibiran dari penonton kalangan bukan-Kristen. Yang mengesalkan lagi sekelompok anak muda dari Kristen aliran tertentu mendaku Ahok akan menjalankan teokrasi ala Jean Calvin. Padahal sejarah mencatat upaya Calvin gagal dilakukan di Jenewa beberapa abad yang lalu. Saya mengecam dan menolak cara-cara kelompok Kristen-fundamentalis ini.

Sebagian orang Kristen di Indonesia (tidak banyak namun bersuara lantang) memandang orang Islam dengan tafsiran sempit tentang Ismael dalam Kejadian 16:12. Di sini orang Islam diperikan sebagai orang yang lakunya seperti keledai liar dan tangannya melawan setiap orang. Perusakan dan pembakaran gedung-gedung gereja semakin memerkuat pandangan ini terhadap orang Islam bahwa ayat tersebut adalah kutukan dan bukan janji berkat.

Orang yang tidak memahami sejarah bagaikan orang yang lupa ingatan. Seperti yang disebutkan di atas, orang Kristen atau tepatnya sekelompok orang Kristen menuduh bahwa sebab-musabab ketidakharmonisan umat beragama (Kristen dan Islam) adalah pihak Islam. Mereka lupa bahwa orang Kristen pernah melakukan perbuatan keji, biadab, sekaligus memalukan dalam peristiwa yang disebut Perang Salib pada Abad Pertengahan.

Belajar sejarah tidaklah begitu penting menghafal kapan, apa, bagaimana, dan mengapa suatu peristiwa sejarah itu terjadi secara rinci, tetapi bagaimana dengan fakta itu kita memberi arti, makna, dan penjelasannya. Memberi arti, makna, dan penjelasan terhadap fakta berarti melakukan penafsiran, yang tentunya ada anasir subjektivitas. Adanya anasir subjektivitas bukan berarti mengurangi kadar ilmiahnya, karena di sini justru menantang kreativitas untuk membuat pemahaman dan penilaian terbarukan atas fakta itu. Ada beberapa hal yang dapat diungkapkan dalam peristiwa Perang Salib tersebut agar orang Kristen dapat berefleksi diri demi kesaksian yang baik bagi kehidupan mereka di Indonesia. Setidaknya orang Kristen tidak berat sebelah dalam melakukan pelayanan.

Latar Belakang dan Faktor-faktor Penyebab Perang Salib

Sebagian besar pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa terjadi akibat pendudukan kaum Muslim di Spanyol dan Sisilia. Ini Bermula dari sekelompok tentara pengintai Islam menyeberang dari Afrika Utara ke ujung paling selatan Spanyol pada Juli 710. Laporan kegiatan mata-mata ini menimbulkan minat baru untuk menyerang. Pada 711 pasukan penyerang yang berjumlah 700 orang yang dipimpin oleh Tariq dari Bani Umayyah menyerbu Spanyol. Ia berhasil mengalahkan Roderick, raja Visigoth. Setelah menambah sekitar 500 orang lagi tentara Arab berhasil menaklukkan hampir seluruh semenanjung Iberia.

Pada 750 kekaisaran Islam di bawah kendali Bani Umayyah jatuh di tangan Bani Abbasiyah. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Damaskus ke Baghdad. Oleh karena berpusat di timur, maka mereka mengalami kesukaran mengendalikan provinsi di sebelah barat. Seorang pangeran muda dari Bani Umayyah berhasil melarikan diri dari Maroko ke Spanyol. Di sana ia bergabung dengan salah satu faksi yang tengah bentrok, dan atas kepemimpinannya mereka menggapai kemenangan. Pada 756 ia bergelar Khalifah Abd al-Rahman I dengan pusat pemerintahan di Cordoba.

Spanyol Islam dianggap mencapai puncak kekuasaan dan kemakmurannya pada masa kekhalifahan Abd al-Rahman III (912 – 961). Keberadaan negara atau wilayah tidak lepas dari gerakan-gerakan politik di dalamnya. Gerakan politik pertama muncul pada akhir pemerintahan Ustman bin Affar yang ditandai dengan kemunculan Abdullah bin Saba. Gerakan politik ini selalu melekat pada pemerintahan Islam di sepanjang sejarah, termasuk di Spanyol Islam. Intrik-intrik ini membuat Spanyol Islam mengalami pasang surut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun