Mohon tunggu...
Efron Dwi Poyo
Efron Dwi Poyo Mohon Tunggu... -

Fanatik FC Bayern München. Mia San Mia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Kristen Bercerminlah pada Perang Salib!

3 April 2016   13:25 Diperbarui: 3 April 2016   20:18 3725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada perbedaan hakiki pelayanan Yesus pada Markus 8:1-10 dan keempat perikop tersebut di atas. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari sisi geografis. Pemberian makan kepada 5.000 orang terjadi di wilayah Palestina, yaitu di Galilea, sedang pemberian makan kepada 4.000 orang (Mrk. 8:1-10) terjadi di luar wilayah Palestina, yaitu Dekapolis. Daerah itu banyak dihuni oleh orang Yunani perantauan.

Para murid Yesus sebelumnya sudah menyaksikan bagaimana Ia memberi makan 5.000 orang. Suasana yang mirip terjadi juga di Dekapolis, tetapi para murid tetap saja tidak peka. Mereka berpikir Yesus tidak akan memberi makan, karena orang-orang itu bukan orang Yahudi. Ternyata mereka keliru.

Yesus memberi makan kepada 4.000 orang itu atas dasar belas kasihan, yang bukan sekadar kasihan. Orang-orang itu dikenyangkan. Jelas sekali di sini Yesus melayani tanpa pamrih. Tidak ada cerita tentang pertobatan atau mereka menjadi pengikut Yesus. Malahan setelah mereka kenyang Yesus menyuruh mereka pulang (ay. 9).

Dari teladan pelayanan Yesus semestinya gereja atau warga Kristen bercermin pada ini. Melayani melewati batas golongan sendiri mestilah tanpa strategi untuk menjadikan mereka anggota kelompok. Pelayanan mestilah serbacakup (comprehensive). Pelayanan serbacakup mestilah menyentuh orang yang tidak seagama.

Kalangan kecil Kristen-fundamentalis (namun suaranya sangat keras!) masih berpikiran bahwa pewartaan Kabar Baik berarti meluaskan atau menambah anggota jemaat. Memang itu tidak keliru, namun bukan itu hakikatnya. Gairah untuk menambah anggota jemaat menyebabkan orang Kristen banyak melakukan berbagai usaha untuk menarik perhatian masyarakat bukanlah pengungkapan kasih, karena ada pamrihnya.

Gereja atau Warga Kristen dapat saja melayani secara nyata dengan melakukan berbagai kebajikan dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat, tanpa perlu mengorbankan prinsip kesaksian Kristen. Warga Islam merupakan kelompok terbesar di Indonesia. Peningkatan taraf hidup dan pengentasan kemiskinan tentunya dapat dilaksanakan, jika kelompok terbesar itu ikut terlibat.

Gereja atau warga Kristen mesti membuat agama (Kristen) lebih membumi, lebih mengikuti akal sehat, yang tidak hanya terampil ngeyel dan ngotot mengenai doktrin. Warga Kristen mesti lebih peduli pada kebutuhan nyata manusia, membuat kehidupan lebih manusiawi, lebih rendah hati untuk tunduk pada norma-norma etika. Beragama bukanlah untuk urusan vertikal saja, yang menekankan gatra (aspect) ritual dan kemurnian ajaran. Keluhuran ajaran agama mestilah dipraktikkan secara nyata untuk mengembangkan wawasan dan kepedulian terhadap kemanusiaan, kemiskinan, keadilan, demokrasi, korupsi, narkoba, dan lain sebagainya.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun