Mohon tunggu...
Muhamad Imam Ngasim
Muhamad Imam Ngasim Mohon Tunggu... Freelancer - Griya Edelweiss - Owner Rumah Tani

Penulis Jalanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelita Hidup

2 September 2023   09:38 Diperbarui: 2 September 2023   09:52 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by LATUPEIRISSA from Pixabay 

Di hamparan waktu yang tak terbilang,
Seorang ibu tulus, cinta yang tak terbanding,
Bagai sinar matahari dalam pagi cerah,
Menyinari dunia, kasihnya tak pernah pudar.

Dia bagai bintang di malam yang gelap,
Menuntun kita saat hati penuh dengan beban,
Tangan lembutnya, sumber kekuatan yang tak terkalahkan,
Begitu dalam kasihnya, tak ada yang mampu menggantikan.

Ibu, engkau adalah pelukis dalam hidupku,
Menggambar warna-warna indah di setiap hariku,
Dalam gemerlap cinta, engkau adalah pelita,
Menerangi langkahku di setiap perjalanan yang terjal.

Baca Juga : Monolog Hati Episode 4 - Menua Bersama

Ibu adalah taman di hati yang selalu berbunga,
Dengan senyum hangatnya, hati kita mekar bahagia,
Dia bagai pelita dalam kegelapan malam,
Menuntun kita menuju jalan yang benar selamanya.

Saat ibu tersenyum, itu adalah sinar mentari,
Mengusir dinginnya ketakutan, membanjiri hati yang sepi,
Ibu adalah perumpamaan tentang kasih sejati,
Yang tak pernah pudar, selamanya abadi.

Hormat dan cintaku untukmu, ibu tercinta,
Engkau adalah harta yang tak ternilai harganya,
Dalam setiap bait puisi ini, aku mencoba ungkapkan,
Betapa besar rasa syukurku memiliki dirimu selamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun