Mohon tunggu...
ECOFINSC UNDIP
ECOFINSC UNDIP Mohon Tunggu... Kelompok Study Finance FEB UNDIP

ECOFINSC FEB UNDIP adalah organisasi mahasiswa berbentuk kelompok studi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian mengenai permasalahan perekonomian maupun keuangan di lingkup nasional maupun internasional. Lebih lanjut mengenai ECOFINSC dapat di akses melalui https://linktr.ee/Ecofinscfebundip

Selanjutnya

Tutup

Financial

Jatuhnya Kepercayaan di Pasar Modal Indonesia: Kajian Penurunan IHSG Kuartal I 2025

9 Juni 2025   15:14 Diperbarui: 9 Juni 2025   15:14 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Bisnis.com

Pendahuluan

Pada kuartal pertama tahun 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan yang mencerminkan tantangan-tantangan luar biasa yang belum pernah dihadapi pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Setelah mencetak rekor tertinggi pada Desember 2023 di angka 7.303,89, IHSG mulai melemah menjelang akhir 2024, dan kondisinya memburuk saat memasuki tahun 2025. Sepanjang periode Januari--Maret 2025, tren bearish semakin jelas, dengan IHSG mengalami koreksi sekitar 8% year-to-date hingga akhir kuartal pertama, dan ditutup pada posisi 6.510.

Peristiwa paling signifikan terjadi pada 18 Maret 2025, ketika IHSG anjlok hingga 6,12% dalam perdagangan intraday dan menyentuh level 6.076,08, yang merupakan penurunan harian terdalam sejak krisis pasar tahun 2011. Situasi ini memaksa Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangan selama 30 menit, sebuah langkah yang terakhir diterapkan pada awal pandemi COVID-19 di tahun 2020.

Sumber gambar: Bisnis.com
Sumber gambar: Bisnis.com

Tekanan ekonomi global tidak hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga mengguncang pasar saham di berbagai negara, meskipun dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Namun, tekanan terhadap pasar saham Indonesia terlihat jauh lebih berat dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan Asia Pasifik, mengartikan kombinasi kompleks dari berbagai faktor domestik dan eksternal yang saling memperburuk kondisi pasar.

Kronologi Penurunan IHSG Januari--Maret 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali tahun 2025 di bawah tekanan jual yang cukup tinggi, melanjutkan tren pelemahan yang sudah terlihat sejak akhir 2024. Kala itu, indeks ditutup turun sekitar 2,65% ke level 7.079 poin, dari rekor tertingginya di 7.303,89 poin yang tercatat pada Desember 2023. Sempat muncul harapan akan pemulihan di awal tahun, ketika terjadi technical rebound pada 2 Januari 2025 yang mendorong IHSG menembus kembali level 7.100 poin dalam perdagangan hari pertama. Namun, optimisme tersebut ternyata tidak bertahan lama. Berbagai sentimen negatif segera mendominasi pasar dan menekan pergerakan indeks.

Memasuki pertengahan hingga akhir Januari, IHSG kembali bergerak melemah. Arah negatif ini terutama dipicu oleh kekhawatiran terhadap kondisi fundamental ekonomi dalam negeri yang dinilai kurang mendukung. Tekanan semakin kuat pada Februari 2025, seiring munculnya serangkaian indikator ekonomi yang mengkhawatirkan. Untuk pertama kalinya dalam dua dekade, Indonesia mengalami deflasi tahunan sebesar 0,09% (year-on-year). Secara bersamaan, nilai tukar rupiah terdepresiasi tajam hingga berada di sekitar Rp16.500 per dolar AS. Sinyal perlambatan ekonomi semakin nyata, terlihat dari lemahnya konsumsi rumah tangga serta penurunan surplus perdagangan nasional. Kondisi-kondisi ini meningkatkan kekhawatiran investor, dan hingga akhir Februari, IHSG tercatat telah melemah sebesar 11,3% secara year-to-date, menjadikannya indeks berkinerja terburuk di kawasan ASEAN.

Krisis IHSG mencapai titik puncaknya pada 18 Maret 2025. Pada hari tersebut, pasar saham Indonesia mengalami tekanan jual yang sangat besar, memicu kepanikan di kalangan investor. IHSG jatuh tajam sebesar 6,12% dalam perdagangan intraday dan menyentuh level 6.076,08, penurunan harian terdalam sejak 2011. Menanggapi kondisi ini, Bursa Efek Indonesia segera mengaktifkan mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt) selama 30 menit, langkah yang sebelumnya terakhir digunakan saat krisis pandemi COVID-19 di tahun 2020. Setelah perdagangan kembali dibuka, indeks sempat mengalami pemulihan teknikal, tetapi tetap ditutup melemah signifikan sebesar 3,84% di posisi 6.223,38. Pada hari yang sama, nilai tukar rupiah juga melemah ke titik terendah dalam lima tahun terakhir, mencapai sekitar Rp16.500 per dolar AS, memperparah tekanan di pasar.

Sumber gambar : Bloomberg
Sumber gambar : Bloomberg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun