Apakah suatu kebaikan orang lain di kendaraan umum harus selalu diterima?
Jawabannya, "TIDAK". Ingatlah, tidak semua bantuan mereka itu berniat baik, dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Ada juga yang berniat jahat dan menggunakan kesempatan untuk kepentingan pribadinya meskipun pada awalnya terlihat mulia.
Adik ipar saya pernah mengalami kejadian buruk saat berada di bus umum. Ada seorang bapak yang terlihat berpakaian rapi, tutur katanya yang sopan dan terlihat religius.
Karena udara panas di dalam bus, dia menawari minuman yang segelnya masih tertutup rapat. Adik ipar saya tanpa curiga pun menerima dan meminumnya. Setelah itu, tahu-tahu, adik saya sudah berada di rumah sakit dalam kondisi tidak sadar. Dompet berisi uang, tas laptop dan jam tangannya sudah lenyap.
Ternyata, minuman kemasan yang terlihat utuh tersebut telah disuntik dengan cairan obat bius. Saat korbannya tidak sadar, semua barang berhargannya dikuras. Beruntungnya, sopir bus yang baik hati membawanya ke rumah sakit karena ada penumpang yang memberitahu bahwa ada penumpang yang pingsan.
Satu contoh kasus lagi dan ini sangat berbahaya. Jangan pernah mau atau bersedia untuk membawakan koper dan tas milik orang lain yang baru dikenal saat berada di bandara udara. Banyak kasus, ternyata isinya adalah narkoba dan orang yang membawanya, tanpa ampun akan langsung ditangkap.
Kita harus tetap waspada dan menggunakan intuisi dalam diri kita bahwa orang lain di kendaraan umum tersebut benar-benar membutuhkan bantuan atau hanya sekedar berpura-pura agar dikasihani oleh orang lain.Â
Bagaimana kita bersikap atau berinisiatif untuk menawari bantuan pada orang lain saat di kendaraan umum?
Untuk pertanyaan di atas, itu adalah situasional. Bisa "IYA" atau "JANGAN". Semua itu tergantung di negara mana Anda berada saat itu? Ingat, setiap negara mempunyai budaya yang berbeda pula.
Contohnya, jangan pernah menawari tempat duduk pada orang tua saat berada di kendaraan umum seperti bus atau kereta api saat di Jepang. Mereka bisa tersinggung karena Anda telah meremehkan dan merendahkan derajatnya.
Kasus itu juga terjadi pada orang yang berkursi roda atau berjalan dengan tongkat. Mereka tetap berusaha mandiri dan bila dibantu akan marah dengan alasan seperti di atas.