Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagaimana Bersikap pada Kebaikan Acak di Transportasi Umum?

10 September 2025   20:10 Diperbarui: 11 September 2025   11:54 2357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Random Act of kindness saat di negara Australia. (Sumber gambar: Dokumen Pribadi)

Beruntungnya, ada seorang bapak warga negara  Australia yang baik hati dengan sukarela membayar ongkos bus saya sebesar 4 dollar Australia atau sekitar 45.000. Rupiah.

Pengalaman itu sungguh masih membekas di hati sampai saat ini. Saya tidak bisa membalas budi langsung pada orang yang dermawan yang telah berkenan membantu tanpa pamrih kepada saya yang sedang merantau di Australia Barat tanpa memandang suku, bangsa, agama maupun negara saya berasal.

Baca juga : Demokrasi, Saat Matinya Kedaulatan di Tangan Rakyat?

Kedua, ada juga orang Jepang yang membantu saya saat berada di kereta api dalam perjalanan ke Osaka. Koper kecil dan tripod kamera saya letakan di bagasi atas di tempat yang terbuka. Begitu sampai di stasiun tujuan, saya diingatkan olehnya dalam bahasa Jepang.

"Chotto matte kudasai! Anata no wasure mono o motte kaette ne!" Artinya, "tunggu sebentar! Itu ada barang yang ketinggalan dan silakan Anda bawa pulang ya!".

Hal itu membuat saya sangat berterima kasih pada orang Jepang yang baik hati tersebut. Sebaliknya, kejadian tersebut mengingatkan kasus yang menyedihkan, yaitu hilangnya laptop anak saya yang kuliah di STAN saat kembali ke Jakarta sehabis liburan semester. 

Entah bagaimana, begitu turun dari bus malam sesampainya di Jakarta, anak saya baru menyadari bahwa laptop di tas sudah lenyap dan diganti dengan satu ream kertas HVS.

Saya yakin, kasus seperti itu banyak terjadi pada penumpang di bus malam atau kereta api di tanah air. Bila lapor ke crew bus pun juga akan percuma, karena akan selalu dijawab bahwa tanggung jawab barang bawaan penumpang harus pada mereka sendiri bila hilang.

Baca juga : Pramuka Indonesia, Masihkah Di Sini Senang di Sana Senang?

Dari kedua contoh di atas, random "Act of Kindness" atau kebaikan dari orang asing di kendaraan umum, masihlah banyak terjadi baik di negara orang lain sekalipun. Masih banyak orang yang berkarakter baik dan berhati mulia bertebaran di negara manapun.

Coba Anda ingat-ingat kebaikan mereka seperti ada para penumpang yang membantu saat kita tersesat atau salah arah, ada yang membantu mengangkat koper kita masuk ke dalam bagasi di pesawat terbang, dan masih banyak bentuk kebaikan lain tentunya meskipun kecil atau terlihat sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun