Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pria Aneh Terdampar di Beranda

17 November 2019   09:25 Diperbarui: 17 November 2019   10:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya Mbak. Aku mengerti, Mbak memang beda dari yang lain."

"Satu lagi yang harus kamu tahu. Aku takut dosa. Aku takut hanya kepada Allah. Aku takut adzab Allah."

"Iya Mbak. Aku mengerti. Tapi please, jangan unfriend Mbak."

"Hehh, kamu tahu, Aku tuh marah! Marah banget sama kamu. Tapi sayangnya kamu tuh bukan siapa-siapa aku. Menjadi teman beneranpun aku belum terima, masih seleksi. Kapan-kapan saja bisa aku block dan unfriend."

"Please, jangan dong Mbak. Aku masih ingin sharing sama Mbak."

"Kamu salah ya, jika menilaiku bisa menjadi targetmu. Kamu tahu apa pekerjaanku?"

"Tidak tahu."

"Ya sudah tidak perlu tahu saja. Jadi semua harus berakhir. Berteman sama kamu ini tidak ada manfaatnya."

Setelah obrolan panjang itu, akses whatsapp kublock lagi untuk yang kedua kali. Aku beristighfar, memohon pada Tuhan agar dijauhkan perkara yang tidak baik. Mohon pada Tuhan, agar mengampuni semua dosaku, juga memohon perlindungan dari segala godaan dunia, yang menyimpang dari tatanan sosial budaya.

Setiap hari profesiku membaca kisah orang, lalu menganalisa, dan terakhir mediasi dan solusi diantara beberapa pihak yang berselisih. Didekati seorang lelaki gigolo, justru membuatku tertawa tak habis-habis. Ini memang gila! Bisa panjang diari digitalku ini.

Ada juga sih, hadir sedikit rasa takut, jika cara dia mendekati wanitanya di luar nalar. Namun ada Allah yang Maha Besar untuk meminta perlindungan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun