Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memancing Hujatan di Medsos: Fenomena Aneh atau Kebutuhan Psikologis?

15 April 2024   10:25 Diperbarui: 15 April 2024   10:36 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by macrovector on Freepik

Dunia media sosial memang penuh warna. Ada yang hobi memamerkan liburan mewah, pencapaian membanggakan, sampai makanan lezat. Tapi, ada juga fenomena yang bikin saya heran. Kamu semua pasti pernah lihat ada orang yang sengaja mem-posting dirinya sendiri sedang melakukan sebuah hal negatif atau beropini buruk dengan maksud memancing hujatan netizen. Lho, ngapain juga hujatan dicari-cari?

Jujur saja, saya termasuk orang yang bingung melihat fenomena ini. Apa untungnya dihujat orang yang tidak dikenal di internet? Apa iya ada orang yang punya fetish dihina? Atau mungkin mereka kebal kritik dan menganggap hinaan itu lucu? Atau jangan-jangan para "pemancing hujatan" ini adalah orang-orang yang haus perhatian?

Hmm, alasan-alasan tadi mungkin ada benarnya. Tapi menurut saya, ada alasan lain yang lebih dalam, yang berhubungan dengan psikologi manusia.

1. Mencari Validasi Negatif

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang butuh validasi. Biasanya kita mengharapkan validasi positif dalam bentuk pujian, dukungan, dan pengakuan. Tapi, ada kalanya kita justru butuh validasi negatif, yaitu kritik atau bahkan hinaan.

Ini bisa terjadi pada orang-orang yang dibesarkan dalam lingkungan yang kritis atau penuh perundungan. Mereka terbiasa dengan hinaan, sehingga tanpa sadar malah kecanduan dengan komentar negatif. Hinaan, bagi mereka, menjadi bentuk perhatian, walaupun itu perhatian yang menyakitkan.

2. Kebutuhan untuk Merasa Nyata

Di dunia maya yang penuh pencitraan, terkadang kita mempertanyakan realita diri sendiri. Apakah kita benar-benar eksis? Apakah kehidupan kita cukup menarik untuk dilihat orang lain? Dengan sengaja memancing hujatan, mungkin sebagian orang ingin membuktikan eksistensi mereka.

Hinaan, walaupun menyakitkan, menjadi bukti bahwa mereka ingin dilihat, didengar, dan memiliki dampak (walaupun negatif) di dunia maya.

3. Tamparan untuk Ego yang Terlalu Besar

Media sosial bisa menjadi ladang subur untuk membangun citra diri yang sempurna. Filter, editan foto, dan pura-pura sukses bisa membuat kita lupa diri. Mungkin ada sebagian orang yang sengaja memancing hujatan sebagai tamparan untuk ego mereka yang membesar. Ini bisa menjadi bentuk introspeksi agar tidak terlena dengan dunia maya yang serba instan dan penuh ilusi.

4. Eksperimen Sosial yang Aneh

Kita akui, terkadang manusia memang punya rasa ingin tahu dan hobi berpetualang yang aneh-aneh. Bisa jadi, ada sebagian orang yang memancing hujatan sebagai eksperimen sosial. Mereka ingin melihat reaksi orang lain, ingin tahu seberapa jauh kekejaman netizen, atau bahkan ingin mengumpulkan data tentang perilaku manusia di dunia maya.

Sehat atau Tidak?

Terlepas dari alasannya, menurut saya, memancing hujatan di media sosial bukanlah tindakan yang sehat. Hinaan, walaupun "diundang" tetap bisa menyakiti perasaan dan meninggalkan bekas. Apalagi, kita tidak bisa mengontrol seberapa sadisnya netizen berkomentar. Hujatan yang awalnya dianggap lucu-lucuan bisa berubah menjadi serangan verbal yang bisa berujung pada depresi dan gangguan mental lainnya.

Alternatif Sehat untuk Kebutuhan Psikologis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun