*Â Kebebasan individu dihayati sebagai kebebasan fisik. Kebebasan seperti ini diartikan sebagai seseorang yang secara fisik dalam keadaan bebas karena seseorang tersebut dapat menggerakkan fisiknya sesuai keinginannya.
*Â Kebebasan individu dihayati secara yuridis. Kebebasan seperti ini dipandang bahwa seseorang dikatakan bebas jika seseorang tersebut telah memenuhi syarat-syarat hukum.
*Â Kebebasan dihayati sebagai kebebasan psikologis. Kebebasan psikologis diartikan sebagai kebebasan seseorang untuk menentukan pilihan-pilihan mengenai apa yang akan dilakukan berdasarkan akal budi seseorang tersebut, yang akan menuntun seseorang untuk dapat memilih mana tindakan yang baik dan mana yang buruk.
*Â Kebebasan individu dihayati sebagai kebebasan moral. Kebebasan seperti ini diartikan bahwa seseorang yang bebas melakukan tindakan tanpa dibatasi atau dipaksa oleh larangan serta kewajibannya, akan tetapi lebih didasari oleh karena apa yang menjadi pilihan sendiri secara sadar.
*Â Kebebasan individu dihayati sebagai kebebasan eksistensial. Kebebasan seperti ini adalah kebebasan dimana seluruh pribadi atau seluruh eksistensi seseorang. Kematangan dan keutuhan suatu pribadi menjadi syarat utama untuk kepribadian ini.
4. Faktor Yang Mengurangi Kualitas Moral Tindakan Manusia
Paparan di atas tadi adalah mengenai tindakan manusia yang mempunyai kualitas moral yang baik. Tentu saja ada juga faktor-faktor yang mengurangi kualitas moral dari tindakan manusia, yaitu :
a. Ketidaktahuan
Ketidaktahuan dapat dipandang dalam konteks dapat diatasi maupun tidak dapat diatasi. Ketidaktahuan yang dapat diatasi dikatakan tidak mengurangi kualitas moral atas tindakannya, akan tetapi tanggungjawab atas tindakannya harus tetap diterima. Sedangkan ketidaktahuan yang tidak dapat diatasi adalah ketidaktahuaan yang mengurangi kuaalitas moral karena seseorang bertindak di atas hal yang tidak dia ketahui.
b. Emosi dan Nafsu
Dalam kaitannya nafsu serta emosi dengan kualitas moral, juga dibedakan menjadi dua hal. Yang pertama, emosi dan nafsu muncul secara spontan. Emosi dan nafsu yang muncul secara spontan tidak dapat dikatan mempunyai kualitas moral. Hal ini dikarenakan tidak ada kebebasan dan kerelaan yang didasari akal budi seseorang untuk memilih atau menolak bertindak.