Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Obrolan Dua Bocah yang Lupa Tumbuh

19 September 2025   16:51 Diperbarui: 19 September 2025   16:52 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di warung sederhana beginilah, dua bocah kecil dalam tubuh dewasa akhirnya belajar saling menerima dan menemani. (Foto: Kseniia Zapiatkina/Unsplash)

Nara tiba-tiba berubah nada. Tangannya sibuk ngetok botol mineral kosong kayak drummer cadangan band kampus. Aroma serius mulai tercium, nih.

"Mikir apa? Jangan bilang teori konspirasi baru lo lagi," jawabku sambil menatap tempe mendoan yang baru diangkat, minyaknya masih menetes. Tercium wangi tempe hangat yang bercampur dengan asap knalpot dari jalan.

Nara menatap kosong ke jalanan.

Kayaknya kita tuh nggak pernah beneran jadi orang dewasa. Kita cuma anak kecil yang nyamar. Pake baju kantor, bawa laptop, nulis laporan. Tapi dalemnya ... bocah."

Ia berhenti sebentar, bibirnya menekuk tipis. Suara minyak di penggorengan meletup pelan, seolah ikut mengisi jeda.

"Kayak tadi siang pas rapat. Semua orang bahas strategi bisnis, tapi gue malah mikir: 'Ngapain sih gue sok paham?' Yang gue pengen sebenernya cuma main PS kayak dulu."

Aku ngakak. "Halah, lo kebanyakan nonton anime kali. Bocah nyamar jadi ninja."

"Serius, Dit. Gue ngerasainnya gitu. Lo inget kan, dulu lo sering ditinggal emak bapak kerja? Sampe sekarang, tiap orang tiba-tiba ngilang, lo langsung panik."

Nara menoleh sekilas sambil senyum.

"Kayak pas gebetan lo nggak bales WA dua jam, lo kayak mau gila. Gue sampai bingung, padahal cuma WA, tapi reaksi lo segitunya."

Tawa yang tadi lepas, seketika menguap. Gorengan di tangan mendadak hambar. Aku menatap Nara, kaget karena ternyata ia nyentuh bagian yang jarang aku buka ke siapa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun