Telah lama kupikir
memaafkan adalah hadiah
yang kuberikan kepada orang lain,
yang meninggalkan luka,
yang menjatuhkan janji,
yang pergi tanpa menoleh.
Namun, hari ini aku tahu,
memaafkan adalah ruang
yang kucipta
untuk diriku sendiri.
Karena aku tahu,
menyimpan bara dalam dada,
dan terus menyalakan api
akan membakar rumah jiwaku sendiri.
Aku ingin hidupku kembali.
Aku ingin jiwaku tenang,
Hatiku tahu,
memaafkan bukan membenarkan,
tetapi membebaskan.
karena aku biarkan ia duduk terlalu lama,
di ruang yang seharusnya
penuh cahaya.
Kecewa itu berakar
karena aku sirami
dengan angan yang tak ingin gugur.
Sedih itu mengikat
karena aku izinkan ia
menjadi bahasa satu-satunya.
Dan ... kini aku tahu.
Aku bisa memilih
untuk tidak tinggal di sana.
Aku bisa pulang
ke tempat yang lapang,
di mana rasa hanya lewat,
dan aku tak harus duduk bersama mereka
lebih lama dari yang perlu.
Memaafkan,
adalah meletakkan beban
yang ternyata bukan milikku sejak awal,
adalah membuka jendela
dan membiarkan udara segar masuk,
adalah berkata pada diriku:
"Kau pantas bahagia,
meski tak semua luka minta maaf."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI