Setelah ruang dan diam memisahkan mereka, yang tersisa bukan tanya, bukan luka, tapi kenangan yang tak lagi ingin disambung.
Mendung ini membawa namamu. Sejenak, senyum dan tatapan matamu kembali mengetuk hati. Tak lama … tetapi cukup untuk membasahi rindu.
Aku mencintaimu, dengan cara yang kini tak dekat. Bukan karena cinta memudar, tetapi agar kau tak terus menyakiti kita.
Puisi ini kutulis untuk Raka. Entah siapa dia sekarang—mungkin hanya tokoh lama yang enggan pulang dari semesta imajinasi.
Kamu tak harus duduk lebih lama bersama luka. Saatnya pulang ke ruang yang lapang—meski tak semua luka minta maaf.