Apa kabarmu, Raka?
Pagi ini tak kulihat senyummu.
Senyum yang senantiasa meneduhkanku.
Dan ... hai,
mengapa ada sayu di mata indahmu?
Hingga tak kutemukan lagi
kilau bintangku di sana.
Gerangan apakah yang mengusikmu?
Angin semalam?
Bayang masa lalu?
Ataukah aku, yang diam-diam melangkah ke tepi?
Kemarilah, Raka.
Engkau tahu, aku tak pernah menjauh,
tak pernah benar-benar pergi meninggalkanmu.
Aku hanya sedikit bergeser dari pandangmu.
Tidak untuk menghilang,
tetapi agar tersisa ruang di antara kita:
untuk bernapas,
untuk saling menatap,
untuk memandang lebih luas
segala yang ingin kita jaga
tanpa saling menggenggam terlalu erat.
Catatan penulis:
Bagian pertama dari suara hati Arini untuk Raka—tentang mencinta tanpa menggenggam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI