Bisiknya sambil menunjuk ke luar jendela.
***
Dari balik pintu terlihat dua orang sedang bercakap-cakap. Yang satu bersandar daun pintu sambil memegangi sebuah catatan, menatap lawan bicaranya dengan serius. Yang satu lagi berdiri tegap, menggumamkan sesuatu yang sesekali dicacat oleh yang satunya. Lalu keduanya menoleh ke dalam ruangan, melihati, mendengarkan bahkan sepertinya merekam.
“Aku kadang merasa sangat senang bisa mendengarkannya. Apa yang dia bicarakan kadang ada benarnya. Usulan-usulan dan pemikirannya cukup briliandan berani.”
Kata seorang yang berdiri tegap.
“Iya. Aku juga merasa begitu. Apa yang dia ucapkan memang benar.”
Balas seorang yang bersandar sambil terus mencoret-coret kertas ditangannya.
“Tapi, sebenar apapun ucapannya orang-orang tak akan pernah peduli. Siapa yang akan mendengarkan usul seseorang yang tinggal di sebuah gedung besar bertuliskan Rumah sakit Jiwa?”
Sesaat kemudian terdengar teriakan melengking dari dalam ruangan.
“Kau harus ikut aku, kau harus dengarkan akuuuuu……..”
***