Mohon tunggu...
Anisa Fadil
Anisa Fadil Mohon Tunggu... assistant research -

aku adalah raga, menulis adalah nyawanya, dan kamu adalah asanya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Program Kerja

9 November 2016   20:57 Diperbarui: 9 November 2016   21:02 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bisiknya sambil menunjuk ke luar jendela.

***

Dari balik pintu terlihat dua orang sedang bercakap-cakap. Yang satu bersandar daun pintu sambil memegangi sebuah catatan, menatap lawan bicaranya dengan serius. Yang satu lagi berdiri tegap, menggumamkan sesuatu yang sesekali dicacat oleh yang satunya. Lalu keduanya menoleh ke dalam ruangan, melihati, mendengarkan bahkan sepertinya merekam.

“Aku kadang merasa sangat senang bisa mendengarkannya. Apa yang dia bicarakan kadang ada benarnya. Usulan-usulan dan pemikirannya cukup briliandan berani.”

Kata seorang yang berdiri tegap.

“Iya. Aku juga merasa begitu. Apa yang dia ucapkan memang benar.”

Balas seorang yang bersandar sambil terus mencoret-coret kertas ditangannya.

“Tapi, sebenar apapun ucapannya orang-orang tak akan pernah peduli. Siapa yang akan mendengarkan usul seseorang yang tinggal di sebuah gedung besar bertuliskan Rumah sakit Jiwa?”

Sesaat kemudian terdengar teriakan melengking dari dalam ruangan.

“Kau harus ikut aku, kau harus dengarkan akuuuuu……..”

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun