Ia tidak ingin agama menjadi dogma kaku tanpa makna logis.
Ia juga tidak ingin filsafat menjadi liar tanpa kendali wahyu.
Namun dalam konsep Rubik, pendekatannya masih membuat ruang seperti mesin jam:
bergerak, teratur, elegan --- tapi dingin, karena tanpa getaran cinta dan kehendak langsung dari Sang Penggerak.
Ibnu Rusyd berjuang agar akal tidak disingkirkan dari ruang Rubik, namun ia belum sepenuhnya menyelami bahwa rotasi Rubik bukan hasil sebab otomatis,
melainkan setiap geraknya adalah kehendak langsung yang hidup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI