Keteraturan dunia mencerminkan kebijaksanaan Tuhan, dan memahami sebab-akibat adalah ibadah akliah.
Ibnu Rusyd dalam Rubik Kehidupan
Dalam analogi Rubik:
Ia melihat Rubik sebagai alat pendidikan logika dari Tuhan.
Tiap putaran punya sebab. Tiap warna punya arah.
Tuhan adalah arsitek besar yang menciptakan Rubik dengan sistem,
dan tidak akan mengacak aturan-Nya secara sembarangan.
Ia menolak ide bahwa warna bisa berubah tanpa sebab,
karena baginya ketidakpastian justru meniadakan hikmah Tuhan.
Pertanyaan dan Jawaban dalam Konsep Ruang
1. Jika Tuhan bisa mengubah segalanya sesuka-Nya, bukankah itu membuat dunia kacau?
Jawaban ruang (versi Ibnu Rusyd):
Justru hikmah Tuhan adalah konsistensi hukum-Nya.
Jika Rubik bisa berubah secara acak, maka ilmu dan upaya manusia kehilangan makna.
Tapi dalam versi Al-Ghazali, ruang bukan kacau,
hanya tunduk pada kehendak yang lebih tinggi dari nalar --- yaitu kehendak hidup Allah.
2. Apakah memahami hukum alam bisa mendekatkan diri kepada Tuhan?