Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibnu Rusyd dalam konsep ruang takdir Allah

14 September 2025   23:48 Diperbarui: 14 September 2025   23:48 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keteraturan dunia mencerminkan kebijaksanaan Tuhan, dan memahami sebab-akibat adalah ibadah akliah.

Ibnu Rusyd dalam Rubik Kehidupan

Dalam analogi Rubik:

Ia melihat Rubik sebagai alat pendidikan logika dari Tuhan.
Tiap putaran punya sebab. Tiap warna punya arah.

Tuhan adalah arsitek besar yang menciptakan Rubik dengan sistem,
dan tidak akan mengacak aturan-Nya secara sembarangan.

Ia menolak ide bahwa warna bisa berubah tanpa sebab,
karena baginya ketidakpastian justru meniadakan hikmah Tuhan.

Pertanyaan dan Jawaban dalam Konsep Ruang

1. Jika Tuhan bisa mengubah segalanya sesuka-Nya, bukankah itu membuat dunia kacau?

Jawaban ruang (versi Ibnu Rusyd):
Justru hikmah Tuhan adalah konsistensi hukum-Nya.
Jika Rubik bisa berubah secara acak, maka ilmu dan upaya manusia kehilangan makna.

Tapi dalam versi Al-Ghazali, ruang bukan kacau,
hanya tunduk pada kehendak yang lebih tinggi dari nalar --- yaitu kehendak hidup Allah.

2. Apakah memahami hukum alam bisa mendekatkan diri kepada Tuhan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun