Tahafut al-Falasifah (Kerancuan Para Filsuf): kritik tajam terhadap pemikiran filsafat Islam yang terlalu dipengaruhi rasionalisme Yunani, terutama terhadap Ibn Sina dan Al-Farabi.
Al-Munqidz min al-Dalal (Penyelamat dari Kesesatan): autobiografi intelektual dan spiritual yang menggambarkan pencariannya atas kebenaran.
Warisan Pemikiran
Al-Ghazali berhasil menyatukan ilmu zahir dan batin, antara logika dan cinta ilahi. Ia bukan hanya seorang cendekiawan besar, tetapi juga pembaru ruhani yang mengajak manusia untuk tidak hanya tahu tentang Allah, tetapi merasakan kehadiran-Nya dalam hidup.
Pokok-pokok pikiran Imam al-Ghazali sangat luas dan mendalam, karena beliau adalah seorang ulama, filsuf, dan sufi besar dalam sejarah Islam. Pemikirannya mencakup berbagai bidang seperti teologi, filsafat, tasawuf, etika, pendidikan, dan hukum Islam. Berikut adalah beberapa pokok pikiran utama Imam al-Ghazali:
1. Pentingnya Penyucian Hati (Tazkiyatun Nafs)
Imam Ghazali menekankan bahwa ilmu dan amal tanpa penyucian hati akan membawa pada kesombongan dan kesesatan.
Hati manusia harus dibersihkan dari penyakit seperti riya', ujub, hasad, dan cinta dunia agar bisa mendekat kepada Allah.
Buku "Ihya' Ulumuddin" banyak membahas tentang hal ini.
2. Kritik terhadap Filsafat Rasionalisme
Dalam "Tahafut al-Falasifah" (Kerancuan Para Filsuf), ia mengkritik para filsuf Muslim seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi yang terlalu mengandalkan akal tanpa batas.