Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen (Panjang): Yang Bersemi dari Jamarat

23 Oktober 2017   20:24 Diperbarui: 25 November 2017   17:53 14064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Win mau istirahat di luar terowongan itu."

"Iya, ayo."

"Kalau Bibi merasa terlalu lama, Bibi silakan duluan, Win menyusul."

"Nggak. Kita harus tetap bareng."

Akhirnya  beberapa penggal dari perjalanan menuju jamarat terhenti. Gadis itu  memutuskan istirahat. Rasa nyeri di pergelangan kaki kirinya dirasakan  semakin menyengat. Gadis itu minggir langsung duduk di atas lantai.  Sementara Bu Yanti ikut duduk di sampingnya.

Air zam-zam di  botol ia ambil, ia minum beberapa teguk lantas diakhiri dengan doa yang  berisi tiga harapan setelah minum zam zam. Ilmu yang bermanfaat, rizki  yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit. Setelah ia menuangkan air  zam zam ke pergelangan kaki yang nyeri kemudoan dibalurkan merata.

Assalaamu'alaikum!

Tiba  ada suara di sampingnya. Kedua orang itu terhenyak, kemudian menoleh.  Bu Yanti mengernyitkan dahi. Sementara Wiwin menjawab salam sambil  menggeser duduknya. Seorang pemuda mendatangi mereka berdua.

Wa'alaikumussalam... jawab Wiwin perlahan,

"Mbak Wiwin kan?"

"Mmmm... maaf, Mas ini siapa ya?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun