Mohon tunggu...
Diky
Diky Mohon Tunggu... Mahasiswa

My hobbies are playing football and fishing

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Negara dalam Bayang-Bayang Pajak: Ketika Kesejahteraan Harus Dibayar Mahal

29 Juli 2025   11:08 Diperbarui: 29 Juli 2025   11:08 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Negara Dalam Bayang-Bayang Pajak,(Sumber/AI)

Prof. Mansury: Perspektif Lokal dari Pakar Indonesia
Profesor R. Mansury, guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan praktisi pajak senior, dalam bukunya "Panduan Lengkap Perpajakan Indonesia" (2018) menekankan pentingnya tax education dan transparansi.

"Masalah utama perpajakan Indonesia bukan pada tarifnya, tetapi pada sistem dan implementasinya. Rakyat tidak anti pajak, tetapi mereka anti ketidakadilan dan ketidaktransparanan," papar Prof. Mansury.

Bagian V: Solusi Visioner - Membangun Sistem yang Berkeadilan

Model Estonia: Revolusi Digital dalam Perpajakan
Estonia menjadi contoh menarik bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menciptakan sistem perpajakan yang efisien dan transparan. Melalui sistem e-Government yang terintegrasi, warga Estonia dapat melakukan semua urusan perpajakan secara online dalam hitungan menit.

Lebih menarik lagi, Estonia menerapkan sistem "tax transparency" dimana setiap warga dapat melihat secara real-time bagaimana uang pajak mereka digunakan. Ada dashboard publik yang menampilkan alokasi anggaran untuk setiap sektor, progress pembangunan, dan bahkan evaluasi efektivitas program pemerintah.

Hasil yang Menggembirakan
Tingkat kepatuhan pajak Estonia mencapai 95%, tertinggi di dunia. Lebih penting lagi, tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan pemerintah mencapai 87%. Presiden Estonia, Kersti Kaljulaid, menjelaskan: "Ketika rakyat tahu persis kemana uang mereka pergi dan melihat hasilnya secara langsung, mereka dengan senang hati membayar pajak."

Model Swiss: Demokrasi Partisipatif dalam Anggaran
Swiss menerapkan sistem unik dimana masyarakat bisa voting untuk menentukan prioritas penggunaan anggaran. Setiap tahun, pemerintah Swiss mengadakan referendum tentang berbagai program yang akan didanai dari pajak. Rakyat bisa memilih apakah mereka setuju untuk menaikkan pajak demi program tertentu atau tidak.

Hasilnya, masyarakat Swiss merasa memiliki kontrol atas pajak yang mereka bayar. Mereka tidak merasa "dirampok" oleh pemerintah, tetapi merasa sebagai "investor" dalam pembangunan negara.

Terobosan untuk Indonesia: 5 Strategi Revolusioner
1. Transparent Tax DashboardMembangun platform digital yang memungkinkan setiap wajib pajak melihat secara real-time bagaimana pajak mereka digunakan. Tidak hanya angka-angka, tetapi juga foto dan video progress pembangunan yang didanai dari pajak mereka.

2. Tax Point Reward SystemMenerapkan sistem poin dimana setiap rupiah pajak yang dibayar menghasilkan poin yang bisa ditukar dengan layanan publik premium, seperti layanan kesehatan fast-track, akses prioritas ke fasilitas publik, atau diskon untuk layanan pemerintah.

3. Community-Based Budget AllocationMengalokasikan 10-15% dari APBD untuk program yang dipilih langsung oleh masyarakat melalui voting online. Misalnya, masyarakat bisa memilih apakah dana tersebut digunakan untuk membangun taman kota, memperbaiki jalan, atau meningkatkan fasilitas kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun