Apalagi arti pendidikan perguruan tinggi kamu kalau itu bukan dianggap sebagai sebuah investasi?
Kamu menginvestasikan waktu bertahun-tahun dan banyak uang untuk kuliah. Kamu setidaknya harus punya firasat tentang apa yang akan kamu hadapi saat memilih jurusan tertentu. Dan itu berarti:
- Meneliti potensi peluang karir di jurusan itu.
- Pastikan kamu tahu semua kelas yang harus kamu ambil.
- Berbicara dengan orang-orang yang sudah lulus sebelum kamu dan cari tahu pengalaman mereka.
Berbicara mengenai memilih jurusan kuliah, ada sebuah cerita.
Seorang mahasiswa semester awal di Jurusan Matematika ditanya kenapa dia memilih jurusan tersebut. Dia bilang, "Kayaknya menarik."
Tapi, pas ditanya lagi mau apa setelah lulus nanti dengan ilmu yang didapat, dia menjawab ngga tahu.
Pola pikir seperti itu sebenarnya bukan pola pikir yang harus kamu punya pada saat akan melakukan investasi besar.
Kasarnya, kalau kamu suka matematika, kamu bisa saja pergi ke perpustakaan dan belajar sendiri kalkulus secara gratis, misalnya. Atau, kamu bisa duduk di sebuah kafe sepanjang sore sambil membaca artikel 10.000 kata yang padat tentang teori matematika tanpa perlu membayar sepeser pun (kecuali makanan dan minuman yang kamu pesan ya).
Ketertarikan kamu bisa terpuaskan tanpa perlu ada investasi finansial yang besar dari kamu. Informasi sekarang ini bisa dibilang murah dan berlimpah. Kamu, bisa dibilang, bisa menemukan apa pun yang mau kamu pelajari secara gratis, atau hampir gratis, dengan modal kuota internet.
Tapi, kalau kita bicara tentang investasi besar berupa uang dan waktu kamu, pastikan kamu tahu:
- Apa yang akan kamu hadapi dan ke mana potensi jurusan itu mengarah.
- Bagaimana kaitannya dengan tujuan kamu?
Kamu ngga bisa menjawab itu sekarang ini. Tapi, ada nilai yang sangat besar yang bisa kamu dapatkan hanya dengan mengajukan pertanyaan seperti itu saat ini dan mencoba mencari tahu jawabannya. Itu akan lebih baik daripada kamu cuma memutuskan sesuatu secara serampangan.
Ngga mendapatkan pengalaman sesegera mungkin
