Ini sering terjadi ketika seseorang mau memilih jurusan kuliah.
Kamu cerita ke guru kamu, atau siapa pun yang kamu anggap bisa memberi masukan, kalau kamu ingin mengambil jurusan tertentu. Dan apa jawaban mereka?
"Oh, itu jurusan yang susah. Kamu yakin mau coba? Saran saya, cari jurusan yang lain."
Kamu mungkin membenarkan guru tersebut kalau jurusan yang mau kamu pilih itu memang susah. Tapi, apakah dengan begitu mereka jadi punya hak untuk melarang kamu mengambil jurusan itu?
Padahal kamu tahu, orang yang mengambil jurusan itu pun sekarang hidupnya baik-baik saja.
Tokoh otoritas tersebut melihat kamu apa adanya. Seorang siswa yang penuh dengan potensi kesalahan dan kebingungan yang akan mengarah pada suramnya masa depan kamu. Padahal, hal itulah sebenarnya yang ada di dalam pikiran mereka. Hal yang mereka rasakan terhadap diri mereka sendiri.
Jadi, mereka akan mencoba memberi kamu segala macam saran tentang apa yang harus kamu pilih. Mereka akan memberitahu kamu untuk:
- Pilih jurusan yang "laku di pasaran".
- Jauhi jurusan yang ngga dicari pemberi kerja.
- Pilih sesuatu yang ngga berisiko.
- Lakukan yang ayah kamu lakukan, kemudian ambil alih bisnis keluarga kamu.
- Jurusan Akuntansi. Kenalan saya, lulusan Akuntansi, punya karir bagus sekarang. Jadi, kamu harus ambil jurusan yang sama.
Betul. Kamu bisa belajar dari siapa saja. Dan pengalaman adalah guru yang baik.
Jadi, kalau kamu mempertimbangkan apa yang dibilang oleh orang yang kamu tuakan, itu baik.
Tapi ingat, biar bagaimanapun, kamu adalah pribadi kamu sendiri.