Mohon tunggu...
Dere Linggau
Dere Linggau Mohon Tunggu... Freelancer - Kita bersaudara, jika bukan saudara seiman, kita saudara setanah air, Jika tidak setidaknya kita mempunyai hobi yang sama

Takdir bukan hukuman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

My Journey (1) dan (2)

19 Juli 2019   15:17 Diperbarui: 20 Juli 2019   18:38 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto; Pinterest

Bab 1

Tepat akhir tahun 2019 ini umur ku genap 29 tahun jika kau berpikir bahwa aku sudah hidup nyaman bersama suami dan anak ku di rumah sendiri maka kau salah kawan.

Tahun kemarin 2018 adalah hari bersejarah dalam hidup ku yaitu meninggalkan semua yang aku miliki mulai dari fasilitas yang diberikan orangtua dari aku lahir yaitu kasur spring bed yang empuk, mau makan apa saja tinggal beli jika ingin memasak sesuatu tinggal hidupkan kompor lalu masak dengan bahan yang sudah dibeli di pasar tanpa takut kehabisan uang, bisa mandi air panas dikala menggigil kedinginan di pagi hari, berkendara kemana pun dengan Vario pink butut yang sudah menemani ku dari SMA dan semua kemewahan yang tidak didapat anak kos lainnya serta teman-teman yang aku miliki. Yah aku meninggalkan semua itu.

Jika kau mengatakan bahwa aku bodoh maka aku aku sependapat dengan mu tapi itu hanya diawal-awal saja saat 5 bulan aku menginjakan kaki di kota rantauan. Awalnya seorang teman berjanji akan memberikan pekerjaan dengan posisi menggiurkan jika aku membayar sejumlah uang padanya, tergiur dengan ajakannya akhirnya aku pun mengiyakan setelah sampai di sini dan membayar uang yang dimintanya dua hari setelah itu aku baru sadar bahwa aku telah tertipu tapi setelah di pikir-pikir aku tak rugi sama sekali karena uang yang aku berikan anggap saja untuk biaya tempat tinggal dan makan ku selama sebulan yang dia berikan secara gratis.

Saat itu Persediaan uang mulai menipis, teman ku pun mulai mendesak meminta uang lagi jika aku ingin tinggal lebih lama di mess aku harus mulai bayar iuran perbulan jika tidak ingin membayar aku harus ikut cara kerja mereka yaitu mencari korban lain dan menjebak mereka untuk investasi bodong karena tak mau maka aku harus segera mendapatkan pekerjaan lain yang halal dan segerah pindah secepatnya.

Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan di sebuah restoran Korea, mereka membutuhkan karyawan untuk bagian dapur tanpa pengalaman pun tidak apa-apa jadi saat itu aku pikir it's oke ini hanya freelance anggap saja pengalaman baru dan kontrak awal hanya 1 bulan jika cocok lanjut jika tidak keluar dan juga aku sanggat membutuhkan uang untuk bertahan hidup di sini. 

Bab 2

Berbekal uang terakhir di kantong dan ditambah kiriman uang dari keluarga akhirnya aku pindah dan menyewa kamar (ngekos) yang sengaja aku pilih dekat dengan tempat kerja agar lebih menghemat ongkos.

Setelah di training (hanya) 2 Minggu Aku akhirnya menjadi koki ... Yes i'm chef karena aku sudah terbiasa di dapur dan terbiasa memegang pisau dan mengetahui jenis-jenis bumbu maka aku ditempatkan di dapur namun 1 Minggu kemudian aku di rolling ke departemen stock yaitu menyiapkan bahan-bahan mulai dari menghitung persediaan, mencuci, memotong, gramasi mengubah bahan mentah menjadi setengah jadi lalu disimpan di freezer jika ada yang memesan menu tertentu bagian dapur tinggal mengeluarkan dan masak sesuai SOP (standar operasional perusahaan) yang yang telah dibuat. 

Ternyata restoran tempat ku bekerja sudah sangat terkenal dan di sini adalah cabang ke dua mereka selain menyajikan makanan khas Korea mereka juga menawarkan tempat yang bagus yang desainnya hampir sama dengan di Korea dan banyak spot untuk berfoto. Sejak hari opening sampai sebulan penuh antrian para pengunjung selalu mengular waiting list setiap hari sampai membuat jalan macet dan aku salah satu dari 50 karyawan yang termasuk tim opening termasuk karyawan senior dari kantor pusat jadi total semuanya ada 52 orang setiap harinya kami benar-benar kewalahan dan kelelahan luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun