Dalam sunyi, ia mendengar suara Tuhan.
Suara itu berbisik kepadanya di malam hari:
"Bangkitlah.
Bebaskan para budak."
Mereka menyebutnya gila.
Saat pertama kali mataku menatapnya.
Di bawah sinar rembulan yang redup,
Kulihat sosoknya berdiri tegar.
Malam memeluknya dengan jubah kelam.
Tapi matanya menyala,Â
menjadi obor yang melawan badai.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!