Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Islami: Ayah, Ibu, Ajarkan Aku Mengaji

27 November 2021   10:37 Diperbarui: 27 November 2021   10:51 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Galih mau belajar adzan?" tanya Bi Endah.

Galih mengangguk

"Galih sekalian saja belajar mengaji di masjid bersama teman-teman yang lain. Malam nanti, Galih minta izin kepada Ayah dan Ibu, ya,"

Matahari yang mulai menghilang, gelap sudah menghitam, malam pun tiba. Waktu yang sudah menunjukkan pukul 9, mata Galih yang sudah terkantuk-kantuk, namun Pak Bekti dan Bu Yuniar masih belum tiba di rumah juga.

"Loh, Bi, kok Galih tidur di sofa?" tanya Bu Yuniar saat masuk ke kamar Galih.

"Begini, Bu. Galih menunggu Ayah dan Ibunya karena ingin meminta izin untuk mengaji ke masjid setiap sore," Bi Endah menjelaskan.

"Jangan dikasih, Bi. Biar besok Ibunya yang mencari guru mengaji yang bisa dating ke rumah," sahut Ayah Bekti.

Perbincangan antara Ibu Yuniar, Ayah Bekti, dan Bi Endah ternyata didengar oleh Galih. Dengan tidak sengaja Galih terbangun dan mendengarkan pembicaraannya. "Bukan masalah guru mengajinya, tetapi aku ingin mengaji bersama teman-teman yang lain," batin Galih. Bi Endah memindahkan Galih ke tempat tidur. Sementara Ayah dan Ibu Galih langsung masuk kembali ke kamar tidurnya. Entah mengapa air mata menetes ke bantal. Galih menangis tanpa suara. Ia tidak akan bisa mewujudkan keinginannya.

"Bi, mengapa Ayah dan Ibu tidak mengizinkanku ke luar rumah?"

"Loh, Galih bangun?"

"Bi, apa aku salah jika aku ingin mengaji bersama teman-teman yang lain?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun