Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Islami: Ayah, Ibu, Ajarkan Aku Mengaji

27 November 2021   10:37 Diperbarui: 27 November 2021   10:51 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hushhh kamu jangan bilang siapa-siapa ya, kalau akau bisa bicara. Aku akan membantumu apapun yang kamu mau. Aku kan temanmu," kata si Lappy.

"Kamu bisa mengajarkanku mengaji?"

"Mmmm bisa,"

Mentari muncul tak menyisakan purnamanya. Terang benderang telah dirasakan dunia. Hari Sabtu yang menggebu. Galih masih tertidur pulas. Bi Endah merasa heran dengan sikap Galih yang belum bangun, sementara waktu sudah menunjukkan pukul tujuh.

"Galih, bangun,"

"Iya, Bi. Wah sudah siang nih?"

"Galih, Ayah dan Ibu sudah berangkat ke luar kota. Katanya besok siang baru pulang," ucap Bi Endah.

"Galih, Galih," teriak teman-teman Galih di depan pintu gerbang.

"Bi, boleh Galih turun, sebentar saja. Bi Endah jangan bilang Ayah dan Ibu," ucap Galih dengan memelas.

"Baik," kata Bi Endah sambil tersenyum.

Setelah bertemu dengan teman-temannya meskipun sebentar, Galih mendapat kabar bahwa Ibu dari Wahyu telah meninggal dunia. Teman-teman Galih mengajak ke rumah Wahyu untuk menghibur Wahyu. Setelah mendapat izin secara terpaksa dari Bi Endah, Galih berangkat bersama teman-temannya ke rumah Wahyu. Wahyu begitu tenang dan sedang mengaji di samping jenazah ibunya. Galih mengagumi sikap Wahyu yang sudah lancar mengaji dan mendoakan ibunya. Galih pun menceritakan semuanya kepada Bi Endah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun