Shalat Jamaah di Masjid Arab SaudiÂ
China memang sangat represif terhadap muslim Uighur. Bukan hanya melakukan tindakan kekerasan dan membuat camp khusus, tetapi juga melakukan pembunuhan.
Namun bila dilihat lebih jeli, sikap China terhadap Uighur bukanlah sikap China terhadap Islam. Problem utama Uighur bagi China bukan pada muslimnya, tapi pada keinginan mereka untuk memisahkan diri.
Uighur sendiri memang merasa lebih dekat ke Turki ketimbang ke China. Baik secara etnis, geographis maupun agama. Karenanya bisa dipahami bila mereka ingin melepaskan diri dari China.
Baca juga;
Memahami Mega Proyek Neom dan New Kabah Arab Saudi Melalui Total Football BelandaÂ
Namun persis disinilah permasalahannya. Konsep nasionalisme dan negara di abad modern, kerap menempatkan upaya pemisahan diri sebagai sesuatu yang berbahaya dan mesti diperangi.
Dalam bentuk kekerasan yang berbeda, sikap China terhadap Uighur tidak berbeda dengan sikapnya terhadap masyarakat Hongkong. China melakukan tindakan represi terhadap aktivis Hongkong yang menolak bergabungnya Hongkong ke China.
Terakhir adalah ketegangan di kawasan Laut China Selatan. China melakukan konfrontasi militer dengan Taiwan karena menolak menjadi salah satu Provinsi China. Meski Taiwan dan China satu etnis.
Baca juga;
Sisi Lain Pentingnya Suami atau Mahram Perempuan Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Arab Saudi