Mohon tunggu...
Deddy Wijatmiko
Deddy Wijatmiko Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler

Urip iku kudu urup

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cintaku di Ujung Tanduk

28 Maret 2024   01:36 Diperbarui: 3 April 2024   16:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air hujan di kaca mobil (sumber gambar pribadi)

"Iya gapapa say, sehat2 selalu ya, perutnya di jaga, dedeknya juga" kataku bijak. Namun tanpa dia tau, dlm hati aq menangis.

9 bln lamanya hatiku bergelut dg logikaku, bertumbukan dengan perasaan cemburu dan kesadaran diri, bertarung sengit hanya untuk menenangkan hati yg setiap saat bergejolak tanpa komando.

Hingga akhirnya sang jabang bayi lahir. Dan..

semua perlahan mulai berubah..

Tak terasa waktu kami bersama semakin menyempit.

Hingga akhirnya di setiap malam, hubungan kami nyaris tak pernah ada.. Hilang dan gelap

Seperti sebuah mesin mobil yang semua komponennya saling berkaitan untuk bisa menciptakan tenaga. Seperti itulah, kompromi dan kompromi yang selalu aku lakukan. Otak, perasaan, hati dan entah bagian tubuh mana lagi saling beradu argumen Hingga rasa pasrah yang akhirnya selalu tercipta. Aku Ingin berontak . Ingin meminta pertanggung jawaban atas kewajibannya sebagai seorang pacar kepada pasangannya. Tapi sekali lagi.. aku sadar aku siapa..

Buah hatinya semakin tumbuh hingga menginjak 1 th. Selama itu pula aku selalu merasa di kesampingkan. Seolah dia menganggap aku bukan siapa-siapa lagi dan tak penting untuk di utamakan.

" Cintaa semalem kemana kok kamu ga chat aku? Sudah 3 malam ini berturut-turut kamu ga chat aku?. tanyaku.

" Maaf sayaang bayinya sering rewel jadinya aku mesti capek setiap abis maghrib dan aku tidur". Jelasnya.

"Kenapa ga pamit sih?" Tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun