Di teras sore, kutemukan sebuah surat
Berbau tanah basah dan debu kenangan
Tulisannya miring, seakan tergesa pulang
Membawa senyum yang akan segera menghilang
Di tiap baris, gerimis mengetuk pintu
Menyapu debu pada kata yang enggan kubaca
Di tepi halaman, ada tanda tangan separuh buram
Dan nama yang akhirnya bisa terbaca
Aku terduduk memeluk udara yang mendingin
Mendengar langkah yang tak lagi ingin tiba di sini
Lalu kupayungi semua luka dengan doa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!