Mohon tunggu...
Davina Nuaimah
Davina Nuaimah Mohon Tunggu... Mahasiswa PGMI UIN Ponorogo 2024

Hobi menanam adalah kegiatan merawat dan menumbuhkan berbagai jenis tanaman, baik bunga, sayuran, maupun tanaman hias. Dalam hobi ini, ada rasa senang saat melihat tanaman tumbuh dari kecil hingga berkembang. Selain membuat lingkungan lebih hijau dan segar, menanam juga memberi ketenangan, mengurangi stres, serta menghadirkan kepuasan tersendiri ketika hasilnya bisa dinikmati, entah berupa keindahan bunga atau panen sayuran segar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas menumpuk, Mental Drop: "Psikologi Pendidikan di Era Multitasking"

7 September 2025   21:24 Diperbarui: 7 September 2025   21:28 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa di era digital menghadapi dinamika kehidupan akademik yang jauh lebih kompleks dibandingkan generasi sebelumnya. Tuntutan kuliah tidak lagi terbatas pada kehadiran di kelas dan penyelesaian tugas secara manual, tetapi juga mencakup partisipasi aktif dalam diskusi daring, pengerjaan proyek kelompok lintas platform, hingga penguasaan berbagai aplikasi pendukung pembelajaran. Kondisi ini membuat mahasiswa terbiasa melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan fenomena yang dikenal sebagai multitasking.

Di satu sisi, multitasking sering dianggap sebagai bentuk keterampilan adaptif yang mencerminkan kecepatan, fleksibilitas, dan kecerdasan dalam menghadapi arus informasi yang serba cepat. Mahasiswa yang mampu mengerjakan presentasi sambil menjawab pesan di grup kelas, mempersiapkan ujian sambil membuka banyak tab jurnal online, bahkan menghadiri kuliah daring sambil bekerja paruh waktu, kerap dipersepsikan lebih produktif dan terampil mengatur waktu.

Namun, realitas psikologis tidak selalu sejalan dengan persepsi tersebut. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa multitasking berhubungan erat dengan meningkatnya beban kognitif, menurunnya daya konsentrasi, dan melemahnya retensi informasi. Otak manusia pada dasarnya dirancang untuk fokus pada satu tugas utama dalam satu waktu; ketika dipaksa beralih secara cepat antar tugas (task switching), energi mental terkuras lebih banyak, sehingga menimbulkan kelelahan psikologis. Dalam konteks pendidikan tinggi, kondisi ini tercermin pada fenomena "tugas menumpuk, mental drop"yakni ketika mahasiswa kewalahan menghadapi tuntutan akademik yang berlapis dan akhirnya mengalami stres, kelelahan mental, bahkan gejala depresi.

Selain faktor akademik, gaya hidup mahasiswa yang lekat dengan media digital turut memperparah beban multitasking. Aktivitas seperti scrolling media sosial saat belajar, binge-watching serial sambil mengerjakan laporan, hingga berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain, memperburuk fragmentasi perhatian. Hal ini tidak hanya berdampak pada performa akademik, tetapi juga pada kesehatan mental dan kesejahteraan subjektif mahasiswa.

Oleh karena itu, kajian psikologi pendidikan sangat penting untuk memahami fenomena multitasking di kalangan mahasiswa. Dengan menelaah bagaimana multitasking memengaruhi proses belajar, kesehatan mental, serta kesejahteraan individu, kita dapat menemukan strategi yang tepat untuk membantu mahasiswa tetap produktif tanpa harus mengorbankan stabilitas psikologis mereka. Artikel ini berupaya menguraikan secara kritis fenomena multitasking di era digital, dampaknya terhadap mahasiswa, serta kemungkinan solusi yang dapat diterapkan dalam konteks psikologi pendidikan.

Secara sederhana, multitasking dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan dua atau lebih aktivitas secara bersamaan dalam satu rentang waktu. Dalam perspektif psikologi kognitif, multitasking bukan berarti benar-benar mengerjakan dua tugas sekaligus, melainkan proses perpindahan perhatian yang cepat (task switching) dari satu tugas ke tugas lain. Setiap kali otak berpindah fokus, energi mental digunakan lebih banyak, sehingga beban kognitif meningkat.

Dalam konteks psikologi pendidikan, multitasking sering terjadi pada mahasiswa yang harus menyelesaikan berbagai tuntutan akademik bersamaan,misalnya mengerjakan makalah sambil mendengarkan kuliah daring, membuka jurnal untuk referensi sambil membalas pesan grup tugas, atau belajar sambil membuka media sosial. Aktivitas ini seakan memberi kesan efisiensi, tetapi justru membuat kapasitas memori kerja (working memory) terbebani.

Menurut teori cognitive load (Sweller, 1988), kapasitas kognitif manusia terbatas. Ketika multitasking dilakukan, perhatian terbagi, sehingga proses pengolahan informasi tidak optimal. Akibatnya, mahasiswa cenderung:

mengalami penurunan pemahaman materi,

lebih mudah melakukan kesalahan,

memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun