4. Kontribusi terhadap Pengembangan Teori Akuntansi
Hermeneutik Wilhelm Dilthey memberikan landasan epistemologis bagi teori akuntansi yang bersifat interpretatif dan kritis. Teori ini berupaya memahami akuntansi sebagai bagian dari sistem sosial dan budaya. Â
Implikasinya antara lain:
-
Teori akuntansi tidak hanya menjelaskan apa yang terjadi, tetapi juga mengapa dan bagaimana praktik itu dimaknai.
Akuntansi dipahami sebagai proses komunikasi simbolik, bukan sekadar pengukuran ekonomi.
Nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem akuntansi.
Dengan demikian, teori akuntansi hermeneutik membantu membangun paradigma baru yang lebih manusiawi, reflektif, dan bermakna.
Kesimpulan
Pendekatan hermeneutik Wilhelm Dilthey dalam teori akuntansi memberikan paradigma alternatif terhadap cara memahami fenomena akuntansi yang selama ini didominasi oleh positivisme dan pendekatan empiris. Hermeneutik membawa kita pada pemahaman bahwa akuntansi bukan hanya tentang angka dan laporan keuangan, melainkan juga tentang pemaknaan, interpretasi, dan refleksi atas pengalaman manusia dalam konteks sosial dan historis.Â
Secara konseptual, hermeneutik Dilthey menekankan bahwa seluruh produk manusia---termasuk sistem akuntansi, laporan keuangan, dan kebijakan ekonomim, merupakan ekspresi dari pengalaman hidup (Erlebnis) yang harus dipahami melalui interpretasi mendalam. Oleh karena itu, akuntansi dapat dilihat sebagai teks sosial yang menyimpan makna di balik simbol-simbol angka dan narasi keuangan. Dalam kerangka ini, akuntan, peneliti, dan pembaca laporan keuangan berperan sebagai penafsir (interpreter) yang mencoba memahami makna di balik setiap penyajian data.
Pendekatan hermeneutik Wilhelm Dilthey memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teori akuntansi modern. Hermeneutik menawarkan kerangka pemahaman bahwa akuntansi bukan sekadar sistem teknis untuk mencatat dan melaporkan transaksi ekonomi, melainkan fenomena sosial dan budaya yang sarat makna.