Melalui konsep verstehen, Dilthey menegaskan pentingnya memahami tindakan manusia dari dalam konteks pengalaman dan nilai-nilainya. Dalam akuntansi, hal ini berarti memahami bagaimana laporan keuangan, kebijakan akuntansi, dan praktik pelaporan mencerminkan nilai-nilai, kepentingan, serta pandangan hidup para pelakunya.
Dari sisi "What", pendekatan hermeneutik Dilthey memandang teori akuntansi sebagai suatu bentuk pengetahuan interpretatif yang berfokus pada memahami (verstehen), bukan hanya menjelaskan (erklren). Akuntansi dipahami sebagai konstruksi sosial yang menggambarkan cara individu dan institusi menafsirkan realitas ekonomi mereka. Dengan demikian, teori akuntansi tidak hanya bersifat normatif atau empiris, tetapi juga reflektif dan interpretatif.Â
Sementara itu, dari sisi "Why", alasan penggunaan pendekatan hermeneutik dalam teori akuntansi terletak pada kebutuhan untuk memahami kompleksitas makna sosial yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan metode kuantitatif. Pendekatan positivistik yang mengandalkan pengukuran objektif sering kali gagal menangkap makna sosial, budaya, dan etika di balik praktik akuntansi. Hermeneutik memungkinkan kita memahami konteks di mana angka dan laporan keuangan itu dibuat, siapa yang membuatnya, untuk apa, dalam kondisi sosial dan nilai-nilai apa. Oleh karena itu, pendekatan ini menjadi relevan dalam menjelaskan dinamika kepercayaan, tanggung jawab sosial, dan legitimasi yang melekat dalam praktik pelaporan keuangan.
Kemudian, dari sisi "How", penerapan pendekatan hermeneutik dalam teori akuntansi dilakukan melalui proses interpretasi berlapis terhadap teks, praktik, dan simbol-simbol akuntansi. Akuntan dan peneliti diajak untuk melakukan refleksi terhadap makna di balik kebijakan akuntansi, memahami konteks sosial tempat laporan disusun, dan mengaitkannya dengan nilai-nilai yang hidup di masyarakat. Proses ini mencakup analisis historis (melihat perkembangan pemikiran dan praktik akuntansi dari waktu ke waktu), interpretasi kontekstual (memahami situasi sosial, politik, dan budaya), serta dialog reflektif antara peneliti dengan objek yang diteliti. Dengan demikian, pendekatan hermeneutik menuntut adanya kesadaran reflektif terhadap subjektivitas peneliti, serta keterbukaan terhadap makna-makna baru yang mungkin muncul dari proses penafsiran.
Dengan menggabungkan ketiga aspek tersebut, teori akuntansi dalam pendekatan hermeneutik Wilhelm Dilthey dapat dipahami sebagai teori yang memanusiakan akuntansi. Ia tidak memandang akuntansi sebagai sistem mekanistik yang hanya mencatat transaksi, melainkan sebagai sistem komunikasi yang sarat nilai, makna, dan moralitas. Hermeneutik membantu membangun jembatan antara "fakta" dan "makna", antara angka dan nilai-nilai sosial yang dikandungnya.
Pendekatan ini juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan paradigma kritis dan interpretif dalam akuntansi kontemporer. Sejumlah pemikir seperti Laughlin (1999) dan Triyuwono (2011) melanjutkan semangat hermeneutik Dilthey dalam konteks modern dengan menekankan bahwa akuntansi harus dipahami secara holistik---melibatkan dimensi manusia, budaya, dan spiritual. Dengan demikian, hermeneutik menjadi landasan filosofis yang mendorong pergeseran dari akuntansi yang sekadar teknis menuju akuntansi yang bermakna secara sosial dan etis.
 Dengan menerapkan prinsip hermeneutik  pemahaman kontekstual, lingkaran hermeneutik, dan penekanan pada makna teori akuntansi dapat berkembang menjadi lebih interpretatif dan etis. Pendekatan ini relevan di era modern yang menuntut akuntabilitas sosial, transparansi, dan tanggung jawab moral dari setiap entitas ekonomi.
Akhirnya, teori akuntansi dalam pendekatan hermeneutik Wilhelm Dilthey mengingatkan bahwa di balik setiap angka terdapat cerita manusia, di balik setiap laporan terdapat makna kehidupan, dan di balik setiap sistem terdapat nilai-nilai yang membentuk peradaban.
Daftar Pustaka
Dilthey, W. (1910). Introduction to the Human Sciences. Princeton University Press.
Gadamer, H.-G. (1975). Truth and Method. Continuum.
Triyuwono, I. (2011). Akuntansi Syariah: Perspektif, Metodologi, dan Teori. Jakarta: Rajawali Pers.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!