How: Cara Penerapan Hermeneutik Dilthey dalam Teori dan Praktik Akuntansi Â
Prinsip Dasar Penerapan Hermeneutik dalam Akuntansi
Pendekatan hermeneutik Wilhelm Dilthey menekankan bahwa pemahaman terhadap tindakan manusia harus dilakukan melalui penafsiran makna yang terkandung dalam konteks kehidupan nyata. Dalam teori akuntansi, hal ini berarti bahwa praktik akuntansi baik dalam proses pencatatan, penyusunan laporan keuangan, maupun analisis data harus dipahami bukan hanya dari aspek teknisnya, tetapi juga dari makna sosial dan nilai kemanusiaan yang melatarbelakanginya.
Untuk menerapkan hermeneutik ke dalam teori dan praktik akuntansi, terdapat beberapa prinsip utama yang harus dijalankan:
Pemahaman Kontekstual (Contextual Understanding)
Proses memahami laporan keuangan atau praktik akuntansi harus dilakukan dengan mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan historis dari entitas yang bersangkutan. Laporan keuangan perusahaan di Jepang, misalnya, tidak bisa ditafsirkan sama persis dengan laporan di Indonesia, karena nilai-nilai budaya dan filosofi bisnisnya berbeda.Refleksi Subjektif Penafsir (Subjective Reflection)
Hermeneutik mengakui keterlibatan subjektivitas penafsir. Dalam akuntansi, peneliti, auditor, atau analis tidak bisa lepas dari nilai-nilai dan pengalaman pribadi. Oleh karena itu, setiap proses penafsiran harus disertai dengan refleksi diri (self-reflection) agar hasil interpretasi tetap etis dan bertanggung jawab.Lingkaran Hermeneutik (Hermeneutic Circle)
Pemahaman selalu bersifat dinamis bergerak dari bagian ke keseluruhan dan sebaliknya. Dalam akuntansi, pemahaman terhadap satu komponen (misalnya laba) harus dihubungkan dengan keseluruhan konteks organisasi (strategi, visi, dan budaya). Begitu juga sebaliknya, pemahaman terhadap organisasi diperoleh melalui interpretasi terhadap bagian-bagian laporan keuangannya.Dialog antara Penafsir dan Objek (Dialogical Process)
Hermeneutik menuntut adanya dialog antara penafsir dengan teks atau realitas yang ditafsirkan. Dalam praktik akuntansi, hal ini dapat diartikan sebagai dialog interpretatif antara akuntan, auditor, dan pengguna laporan untuk mencapai pemahaman bersama yang lebih dalam tentang makna di balik informasi keuangan.
Â
1. Pendekatan Penelitian Interpretatif
Pendekatan hermeneutik diterapkan dalam teori akuntansi melalui proses penafsiran yang menempatkan laporan keuangan sebagai teks sosial, di mana pemahaman diperoleh melalui refleksi kontekstual, dialog antara penafsir dan pelaku, serta kesadaran etis terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam praktik akuntansi. Melalui pendekatan ini, akuntansi berfungsi bukan hanya sebagai alat pengukuran ekonomi, tetapi juga sebagai sarana pemahaman dan komunikasi makna kemanusiaan dalam kehidupan organisasi.