Sebagai inovator pertanian, perikanan dan peternakan, saya cukup tahu diri, sehingga saya tidak membuka praktek terapi bekam, terapi saya lakukan bila ada pegawai , juga teman-teman dan keluarganya  yang kebetulan sakit, dan kebetulan juga saya membawa alat bekam  di mobil, maka saya lakukan terapi di tempat, dengan cara itu saya jadi banyak teman, banyak sahabat, tentunya juga banyak berkat.
Bila ada kawan yang mau belajar terapi bekam , dengan senang hati saya akan menularkan cara terapi bekam yang saya pelajari, paling tidak pengetahuan ini bisa membantu terapi ringan untuk keluarganya, berbagi ilmu ibarat teko yang di isi air ( ilmu / keahlian ) bila teko yang sudah terisi air tersebut tidak di tuangkan ke cangkir – cangkir lain, maka air yang dituang kedalam teko itu akan terbuang percuma, dengan prinsip tersebut saya selalu berbagi, dan saya diberkati.
Saya tergerak menshare pengalaman ini, paling tidak untuk berbagi informasi, bahwa terapi bekam bisa untuk membantu meringankan keluhan sinusitis, sehingga banyak teman-teman kompasioners bisa mencoba terapi bekam di sekitar daerah yang memang banyak menjamur, hanya saja harus benar-benar yang ahli terapi bekam, bukan yang baru belajar, berhati-hati itu lebih bijaksana.
Inovasi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin
Salam inovasi
Â
( Bersambung ke artikel :Â http://www.kompasiana.com/davebekam/daging-kambing-bebas-bau-prengus_561a0e3e127b610213483a03
baca juga artikel sebelumnya : http://www.kompasiana.com/davebekam/susu-sapi-jangan-dimasak-diblender-saja_561755ca317a611811643385
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI