Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

ASEAN di Tengah Gejolak Regional dan Global: Refleksi 58 Tahun

8 Agustus 2025   15:14 Diperbarui: 8 Agustus 2025   20:27 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika lima pemimpin Asia Tenggara menandatangani Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967, mereka mungkin tidak pernah membayangkan bahwa organisasi yang mereka bentuk akan bertahan dan berkembang hingga 58 tahun kemudian. 

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang kini beranggotakan sepuluh negara telah menjadi salah satu organisasi regional paling sukses di dunia, meski perjalanannya tidak selalu mulus.

Hari ini, ketika kita memperingati momentum bersejarah tersebut, ASEAN berdiri di persimpangan jalan yang kompleks. Kawasan Asia Tenggara dihadapkan pada tantangan-tantangan yang jauh lebih rumit dibandingkan era Perang Dingin ketika ASEAN pertama kali dibentuk. 

Rivalitas geopolitik antara Amerika Serikat dan China, konflik Myanmar, krisis iklim, dan ancaman keamanan siber menjadi ujian baru bagi relevansi dan efektivitas ASEAN.

Salah satu kekuatan utama ASEAN sepanjang sejarah adalah konsistensinya dalam menerapkan ASEAN Way, yaitu pendekatan diplomasi yang mengutamakan konsensus, non-intervensi, dan penyelesaian konflik secara damai. 

Prinsip ini telah membantu kawasan Asia Tenggara menghindari konflik bersenjata antar negara anggota dan menciptakan stabilitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi regional.

Namun, dunia yang berubah menuntut ASEAN untuk beradaptasi. Krisis Myanmar pasca-kudeta 2021 menguji komitmen ASEAN terhadap prinsip non-interferensi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ASEAN mengambil langkah yang relatif tegas dengan mengecualikan pemimpin junta Myanmar dari KTT ASEAN dan mengirim utusan khusus. 

Meski masih jauh dari sanksi keras yang diinginkan komunitas internasional, langkah ini menunjukkan evolusi dalam cara ASEAN merespons krisis internal negara anggota.

Di Antara Kekuatan Besar

Dalam arena geopolitik global, ASEAN menghadapi ujian yang tidak kalah berat. Rivalitas strategis Amerika Serikat dan China menciptakan tekanan bagi negara-negara ASEAN untuk memilih sisi. China adalah mitra dagang terbesar ASEAN, sementara Amerika Serikat merupakan sekutu keamanan penting bagi beberapa negara anggota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun