"Ah, enggak. Aku pikir itu cocok untuk gadis yang suka melamun sepertimu."
"Dasar kau!"
Mereka kembali kejar -- kejaran sambil tertawa riang. Dan bayangan itu perlahan sirna dari kepala si nona. Kini dia hanya bisa meremas kedua pipinya dan berkata dalam hati, "Andai saja dia ada disini.. Pasti aku akan minta sarannya."
Sementara si mandrake, masih berdiri di depan si nona.
"Saat aku lahir, aku tak punya keinginan apapun.." kata si mandrake.
"..itu tidak menarik, tapi membuatku tetap aman.. sampai akhirnya, mereka mengejek kami dan keinginan itu pun timbul.."
"..demi para mandrake.. kami akan menghancurkan mereka.."
"..dan menjadikan dunia ini hijau oleh sulur dan umbi kami.."
"..jadi kumohon, hijaukan tempat ini dengan tangan ajaibmu, Nona."
Kata si mandrake kepada si nona. Si nona yang masih merasa campur aduk, hanya diam tak menjawab, namun tangan kanannya mulai menyentuh sulur -- sulur hijau itu, dan menghidupkan para mandrake untuk pergi ke seberang, melanjutkan untuk meraih cita -- cita yang mereka perjuangkan.
Tamat