Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pohon Mandrake yang Dicaci

14 Mei 2021   02:57 Diperbarui: 14 Mei 2021   03:02 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman mandrake. (Sumber Ilustrasi: Pixabay)

Si nona meninju perutnya.

"Jangan makan banyak -- banyak. Nanti perutmu jadi buncit dan tak ada wanita yang mau denganmu."

Sambil meringis kesakitan, "Perut buncit lambang kemakmuran, tahu!"

"Kalau kau bagaimana, jangan -- jangan kau ingin menjadi pacar penjual kacang berperut buncit."

Si nona menyikut lagi. si pemuda mengaduh lagi.

"Enak saja. Aku punya cita -- cita yang lebih tinggi!"

"Oh ya? Menjadi istri penjual kacang berperut buncit?"

Kali ini si pemuda berhasil menangkisnya.

"Aku suka tinggal disini. Mungkin aku akan membuat sesuatu yang berguna untuk kampung ini. Aku ingin membangun tempat ini biar lebih baik."

Si pemuda menatapnya sambil bengong.

"Kenapa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun