"Tega.." kata si nona pelan.
"Kalian tega, membunuh bunga lain hanya untuk membalas dendam."
"Benar -- benar tega.." Si nona menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Si mandrake pun berkata lagi.
"Bagaimana rasanya saat pasukan itu merusak kebunmu?"
Si nona berhenti menangis.
"Kau sedih, kan?"
Si nona tak menjawab.
"Marah, kan? Persis seperti itulah yang kami rasakan saat bunga -- bunga itu mengejek kami jelek."
Si nona menjawab.
"Tapi.. Tidak seharusnya kalian berbuat seperti itu! Hanya karena mereka berbuat jahat kepada kalian, bukan berarti kalian harus membalasnya!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!