Aku pernah berlari, mengejar bayang,
roti emas, anggur tua dalam kristal dingin,
kusangka bahagia adalah mahkota megah,
yang harus kurenggut dari tangan dunia.
Namun angin berbisik di telingaku,
"Diamlah, lihat ke bawah, ke sampingmu."
Bahagia ternyata bukan buruan liar,
ia bunga liar yang tumbuh di tepi jalan.
Di pasar ramai, di dapur berasap,
di tawa anak dan bisik nenek,
bahagia menari tanpa sorot lampu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!