Menariknya, proses interview bukan hanya soal jawaban verbal. Banyak HRD justru memperhatikan gestur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, hingga intonasi suara.
Contohnya, ketika menjawab pertanyaan, apakah si kandidat tampak percaya diri namun tetap rendah hati? Apakah dia mendengarkan baik-baik sebelum menjawab? Apakah jawabannya reflektif, atau hanya copy-paste dari artikel tips interview di internet?
Bahkan hal sepele seperti datang tepat waktu, berpakaian rapi, hingga sapaan awal bisa menciptakan kesan pertama yang kuat. Ada HRD yang menyebut, "Saya bisa menilai kepribadian seseorang dari lima menit pertama sebelum pertanyaan formal dimulai."
Pengalaman Para Kandidat dan HRD
Salah seorang teman pernah membagikan pengalamannya saat mengikuti interview di sebuah perusahaan multinasional. Saat itu, ia merasa kurang maksimal karena gugup dan terbata-bata.Â
Justru setelah sesi selesai, sang HRD menghampirinya dan berkata, "Kamu kelihatan nervous, tapi jawabanmu jujur dan bisa dipertanggungjawabkan. Teruslah belajar percaya diri, kamu punya potensi."
Masukan seperti ini sangat langka, tapi justru membekas. Ia tak lolos saat itu, namun tetap menjalin komunikasi dengan HRD tersebut, yang akhirnya membuka jalan di kesempatan kerja lainnya.
Di sisi lain, ada juga kisah dari seorang recruiter yang kecewa karena kandidat yang sangat kuat di CV, ternyata tampil arogan dan kurang bisa bekerja sama saat simulasi kelompok. Â Di sini aku jadi paham, itulah mengapa attitude lebih utama, karena skill bisa dipelajari, tapi sikap sulit dibentuk kalau orangnya tidak terbuka.
Dari beberapa artikel dan teman yang aku tanya, ada beberapa tips yang bisa diterapkan saat interview bersama HRD, di antaranya;
1. Jujurlah tentang kemampuanmu. Jangan mengada-ada hanya demi terlihat hebat.
2. Tunjukkan ketertarikan pada perusahaan dan posisi yang dilamar. Bukan hanya cari kerja, tapi tunjukkan alasan kita cocok di sana.