Perjalanan kata telah begitu panjang
Karena semuanya berawal dari firman
Begitulah perkataan akar pohon kepada daun-daunnya
Saat hujan pagi itu mengguyur dan membasahi segalanya
Bersama ritmis tetesannya yang begitu menyejukkan
Kala berpadu harmoni dengan embusan angin yang menyusup diam-diam
Pada sela-sela daun yang selalu setia mendengar setiap kata dengan saksama
Maka tidaklah mengherankan bila para kawi kemudian mematut sajak indah
Mengungkap usia kata yang semakin tua di perjalanan waktu
Tetapi, di manakah akhir dari kata dan juga waktu?Aku pun diam-diam juga menggubah sajak lama
Menghujani jiwa-jiwa merana dengan kata-kata penuh makna
Sayangnya tak semua daun mau meresapinya
Seperti diriku yang juga sering tersesat di dalam kabut pekat
Meskipun setiap makna dalam kata bagaikan firman
Menuntun setiap makhluk menuju ke arah cahaya
Maka, biarkanlah aku terus menjalin kata demi kata...
Menuangkan beragam rasa yang dibawa hujan ke dalam cawan aksara
Sedih dan bahagia, benci dan juga cinta...
Untuk memberi warna pada sajak yang kucipta
Hujan pagi itu masih menyisakan kehangatan
Karena banyak kata yang kemudian tercipta darinya
Cinta dan persahabatan adalah jalinan kata yang indah
Yang dapat kutuliskan dari tetesan air hujan
Karena mempertemukan jiwa-jiwaku yang telah lama terpisahkan oleh raga
Adalah waktu simbol kesetiaan...
Yang menyaksikan setiap kejadian dengan tanpa makna
Demikian pula dengan para sahabat yang kini berdatangan
Yang tidak lain tidak bukan adalah jiwaku sendiri yang terpecah
Dan waktu tetap menyaksikannya di dalam kesetiaan
Perjalanan kata memang telah begitu panjang
Karena semuanya berawal dari firman
Begitulah perkataan akar pohon kepada daun-daunnya
Saat hujan pagi itu mengguyur dan membasahi segalanya
Di antara sajak-sajak para kawi yang telah tercipta sempurna
Mengungkap makna dan rasa dalam kata yang semakin menua menuju kehampaan
Dan waktu tetap setia bersama kata sampai akhir perjalanan
"Tetapi, di manakah akhir kata dan waktu selain kembali kepada awalnya?"
Akar pohon, para kawi, dan aku pun kemudian terdiam seribu bahasa di dalam keheningan
Mendengarkan daun-daun bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya
Baca juga: Resensi Buku The Power Of Dream
Ya, tak hanya kata dan juga waktu...
Segalanya pasti juga akan kembali kepada empunya kata dan juga waktu
Kembali kepada Dia, Yang Tak Berawal dan Yang Tak Berakhir
Sebelum ada kata dan juga sebelum ada waktu itu sendiri
Bandungan, 28 Mei 2025
Menghujani jiwa-jiwa merana dengan kata-kata penuh makna
Sayangnya tak semua daun mau meresapinya
Seperti diriku yang juga sering tersesat di dalam kabut pekat
Meskipun setiap makna dalam kata bagaikan firman
Menuntun setiap makhluk menuju ke arah cahaya
Maka, biarkanlah aku terus menjalin kata demi kata...
Menuangkan beragam rasa yang dibawa hujan ke dalam cawan aksara
Sedih dan bahagia, benci dan juga cinta...
Untuk memberi warna pada sajak yang kucipta
Karena banyak kata yang kemudian tercipta darinya
Cinta dan persahabatan adalah jalinan kata yang indah
Yang dapat kutuliskan dari tetesan air hujan
Karena mempertemukan jiwa-jiwaku yang telah lama terpisahkan oleh raga
Adalah waktu simbol kesetiaan...
Yang menyaksikan setiap kejadian dengan tanpa makna
Demikian pula dengan para sahabat yang kini berdatangan
Yang tidak lain tidak bukan adalah jiwaku sendiri yang terpecah
Dan waktu tetap menyaksikannya di dalam kesetiaan
Karena semuanya berawal dari firman
Begitulah perkataan akar pohon kepada daun-daunnya
Saat hujan pagi itu mengguyur dan membasahi segalanya
Di antara sajak-sajak para kawi yang telah tercipta sempurna
Mengungkap makna dan rasa dalam kata yang semakin menua menuju kehampaan
Dan waktu tetap setia bersama kata sampai akhir perjalanan
"Tetapi, di manakah akhir kata dan waktu selain kembali kepada awalnya?"
Akar pohon, para kawi, dan aku pun kemudian terdiam seribu bahasa di dalam keheningan
Mendengarkan daun-daun bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya
Segalanya pasti juga akan kembali kepada empunya kata dan juga waktu
Kembali kepada Dia, Yang Tak Berawal dan Yang Tak Berakhir
Sebelum ada kata dan juga sebelum ada waktu itu sendiri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI