Menariknya, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, para pemain yang didraft pada urutan-urutan awal pada angkatan kali ini kebanyakan bukan pemain yang dijadikan pijakan awal dalam membangun tim muda lantaran setidaknya sembilan  draft urutan awal bermain bersama tim yang gaya permainannya sudah mulai terbentuk setidaknya satu atau dua tahun sebelumnya, misal, tentu saja,  Copper Flagg yang berkat skill-nya yang relatif komplet, terutama dari sisi defense dan visi permainan, membuatnya ditugaskan menjadi  pelayan  big man Daniel Gafford (Derreck Lively) plus trio guard/forward yaitu forward dominan Anthony Davis (yang dilapis forward tangkas PJ Washington), forward jago tembak Klay Thompson (forward muda ulet Max Christie), hingga guard kurang bertenaga jago tembak. D'Angelo Russell (atau playmaker defensif Australia Dante Exum) yang sama-sama mengisi peran guard produktif serbabisa Kyrie Irving yang tengah dalam masa pemulihan.
Sebagaimana Flagg, penembak jitu tangkas Tre Johnson (6, 2005) bersama sesama rookie Wizard lain yaitu penembak jitu merangkap playmaker luwes Will Riley, dan forward luwes bertenaga Jamir Watkins, juga bermain bersama para pemain muda berpengalaman yang rata-rata berfisik prima dengan visi bagus seperti playmaker Bub Carrington, guard Kyshawn George, mini Giannis (tapi maksa), Bilal Coulibaly, hingga center Alex Sarr yang punya rataan assist cukup bagus untuk seorang center.
Dengan barisan pemain muda yang arah permainannya sudah mulai terlihat, tidak mengherankan, jika, para pemain senior, yang rata-rata mampu memastikan raihan angka Wizard tetap terjaga seperti Khris Middleton, Marcus Smart, atau bahkan pemain baru CJ McCollum bisa berganti seragam di tengah kompetisi musim baru berjalan kelak.
Seperti halnya para draft Wizard yang turut melengkapi kepingan permainan yang mulai terbentuk. Kehadiran rookie favorit saya Kon Knueppel beserta kompatriotnya Liam McNeely dan rookie jangkung tahun lalu Brandon Miller juga turut mempertegas gaya permainan run and gun yang membutuhkan serangan balik dan pengambilan keputusan cepat, segera setelah tembakan pemain lawan luput, seperti identitas yang bahkan sudah mulai berkembang sejak Hornets era awal lewat para point guard mungilnya  seperti Muggsy Bogues (160 cm), DJ Augustin dan Kemba Waler (183 cm), Terry Rozier (185 cm), atau playmaker jangkung Lamelo Ball, yang tetap menjaga permainan bertempo cepat ala Hornets, yang dikelilingi sesama penembak jitu seperti Josh Green atau Pat Connaughton, sekaligus dilindungi pemain luwes bertenaga seperti Miles Bridges, rookie Sion James , atau center baru mereka Mason Plumlee beserta pelapisnya, rookie  Ryan Kalkebrenner, atau fotokopian Lamelo (juga) favorit saya Tidjane Selaun, serta penjaga identitas guard mungil Hornets, Tre Mann (191 cm).