Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Surat untuk Prabowo

23 Oktober 2019   09:52 Diperbarui: 23 Oktober 2019   16:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto (FOTO Ist)

KAU tak bedanya dengan yang lain 

Narasi besar yang dibangun 

Garangmu menghilang

Konsistensimu ditertawakan, kini

Publik berpihak, kau tinggalkan

Rakyat marginal mulai kehilangan kebanggannya padamu

Akhirnya kau tersesat 

Kau gagal menjaga trust 

Harapan kepadamu kau salah terjemahkan 

Strategimu kurang tepat 

Kau tinggalkan luka 

Apa yang terpatri dalam pikirmu? 

Kau tak lebih dari politisi biasa 

Mereka para pemburu rente 

Aksimu hari ini menggores luka 

Ditengah rakyat yang gelisah, kau menutup mata 

Kau bukan representasi rakyat jelata yang komit

Perjuangan gigih hanya dibarter kuasa 

Caramu bermanuver tidak wajar 

Kau punya peluang membenahi Indonesia

Bukan menjadi budak Jokowi 

Tapi kau tak sabaran 

Kau goyah karena bujukan 

Wahai Pak Prabowo yang ku idolakan 

Kini seperti kucing anggora 

Setelah kau bangun militansi perjuangan 

Kau memilih meninggalkan itu

Jangan beralibih bahwa ini siyasat

Hanya kau yang dipercaya memajukan Indonesia 

Akhirnya yang diharapkan kau lepas 

Memilihmu di TPS dengan segudang harapan 

Ya, agar kau majukan Indonesia 

Sebagai Presiden bukan seksi keamanan atau Menhan 

Jika kau menahan diri

Nasib kedepan insya Allah lebih baik 

Takdir Allah akan berpihak kepada mereka yang tulus iklas 

Ikhtiar tetap kita lakukan dengan istiqomah 

Bukan berarti kau melakukan penetrasi begini

Ketika kau menjadi Menhan 

Mimpi dan harapan itu pun runtuh 

Berubah etos perjuangan menjadi kecewa 

Kau tak mengkalkulasi sisi itu

Yang mulia Pak Prabowo, kau tersesat 

Tersesat dalam ingkar politik 

Seperti kau tak belajar 

Kau pernah dikhianati berulang kali 

Kopi di Jarod pagi ini pun terasa pahit

Hati tersayat dan getar 

Melihatmu duduk melantai saat nama-nama Menteri di baca

Asap sedih menyelimuti hatiku

Semoga kau sehat-sehat selalu

Aku loyalismu yang kecewa melihat drama politikmu

Tetap menghormati sikapmu

Aku hanya menggambarkan kecewa 

Kenapa kau tak menjadi oposisi?.

Ditemani kawan Gilang aku menulis

Surat untukmu Pak Prabowo

--------------------

Jarod Manado, 23 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun