Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Membuka Bisnis Kuliner

10 Desember 2021   20:58 Diperbarui: 10 Desember 2021   21:00 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membuka bisnis kuliner oleh manfredrichter dari pixabay.com

"Huek! Terlalu asin...!

Aku memandang heran, sambil mengangkat untaian mi masih panas dengan sumpit. Tangan kiri menyendok kaldu ayam di mangkuk lebih kecil.

"Terlalu berminyak pula!"

Seruputan terakhir terasa nikmat. Ingin tambah, perut sudah padat. Aku mesti mencadangkan ruang untuk segelas es campur.

Sementara ia menyisakan mi ayam yang berkurang satu sendok makan. Lantas mengaduk isian dalam gelas besar dan memasukkan satu sendok ke mulutnya.

"Bah! Terlalu manis."

Mereka, makanan minuman itu bakal menjadi jatahku. Perut alamat meledak, meski lidah bernafsu

Enak banget sih! Menurut seleraku. Tidak baginya.

Nyaris seluruh makanan populer di kota ini sudah kami sambangi. Apakah dengan cara dine-in ataupun take away.

Yamin pangsit toko Yung Shin. Es Oyen Jalan Sawojajar. Mi ayam Bangka Jalan Sudirman. Soto santan Empang. Ayam goreng Jalan Pahlawan. Sop buntut Air Mancur. Soto Rempah Bu Nelly. Bubur ayam Jembatan Merah. Ketoprak Japar. Semuanya ditolak oleh indera pengecapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun