Mohon tunggu...
Bryan Jati Pratama
Bryan Jati Pratama Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Author of Rakunulis.com

Qu'on s'apprête et qu'on part, sans savoir où on va

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Satu

18 Juni 2021   06:40 Diperbarui: 18 Juni 2021   07:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semula waktu adalah diam. Lalu bergeraklah ia. Dari gelap menjadi remang. Dari remang menjadi terang.

Semula ruang adalah hampa. Didorong waktu ia terkembang. Meluas, menghampar dan membentang. Dulu sampai sekarang.

Mula mula di tempat yang tak dikenal itu. Dimulailah segala sesuatu. Karena sungguh, pada awalnya langit bumi adalah hal yang satu. Begitu pula laut dan daratan. Tumbuhan dan segala hewan.

Begitu pula aku dan dirimu.

Semula aku adalah bisu. Lalu menangislah aku. Begitu berjumpa alam semu. Dunia yang ambigu.

Semula kamu adalah buta. Lalu melihat lantas tertawa. Karena saat itu. Pengelihatanmu pada dunia apa adanya. Tanpa nafsu dan pura pura.

Sebagai bayi kita sama. Memandang luas kasih-Nya. Membuat kita manja. Sangat manja.

Sebagai dewasa kita masih sama. Menyelami dalam sayang-Nya. Membuat kita jatuh cinta.

syradh ch.
18.6.2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun