Tentang insan manusia yang menikmati penuh keindahan dan kesabaran akan sebuah penantian. Memohon perlindungan Allah untuk menemukan jalan hidupnya.
Satu-satunyabukan salah satunyaruang terakhir yang dapat dihuniselain warisan surau yang hampir mati.
Rasa takut yang menghantui manusia terkadang rasa takut yang bersifat manusiawi namun terkadang abai dengan rasa takut yang hakiki
Alam semesta saja bertasbih kepada Allah, sedangkan manusia yang sombong lupa akan hakikat dirinya sebagai seorang makhluk yang lemah tak berdaya.
Manusia yang tidak punya pegangan hidup di dunia seperti berjalan di tengah kegelapan malam yang tak ada cahaya.
Seikat kata meledak- ledak di dadaIngin keluar dari pasungan kemarau rasa Namun kerongkongan menghadangnya
Anganku mengembara ke masa kelam menapaki lorong-lorong penuh duka noda hitam menempel di jiwa
Pengabul harap merupakan sebuah judul puisi bertema religi, tentang ketuhanan.
Saat hati ingin berserah, kadang angkara maslah merabah, hanya ampunan saja yang bisa menyelamatkan
Senja semakin mendekatDari barat tampak sedang menuruni malamPelan - pelan kabut mengarsir matahari
Halo para perindu! Mari kembali bersua dengan-Nya untuk menyuarakan kegelisahan hati kita
Ada rasa yang mendesak sesakPada palung hati yang resahAda kenangan dalam lipatan jarakMeronta- ronta dihujam rasa
Bulan separuh merajam malam. Lelaki senja memungut ceceran waktu
Salah seorang anak saya minta izin untuk pergi mengikuti ceramah agama yang diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat
Ngaji ati, ngaji diri, ngaji sejati, ngaji puisi
Aku ingin mengeluhkan masalahku. Aku ingin memintakan kekuranganku
Kuasa-Nya semudah menjentikkan jari, hanya saja tidak ada yang serupa dengannya, biar pesulap sekalipun yang hobi memainkan jari.
Sajadah selalu lekat dengan air mata itulah yang hendak disampaikan pada puisi ini.