Ketika rasa takut menyapa di malam sepi, di sanalah keimanan mengetuk hati, mengajak kita pulang dalam harap dan cinta.
Perahu pembawa rahmat itu akan pergi lamaBegitu jauh mengembara dari kerlip gemintangDi depan, garang gelombang siap menghadangAllahu akbar walillahil
Kerinduang seorang insan kepada Sang Pencipta
Di antara kelam dan cahaya, ada perjalanan tanpa jejak—sebuah ziarah batin menuju yang tak terkatakan.
Rahman, ku titipkan seluruh asa, Pada kasih yang tak pernah padam, Dalam setiap detak, Kau ada, Menyertai dalam tiap helaan nafas.
Penyesalan datang terlambat, waktu terbaik telah hilang, ingatlah sebelum semuanya hanya kenangan.
Hidup adalah proses berharga, naik, turun, senyum, luka, dalam setiap langkah kita
Yang ada hanya hukum rimba yang kejam. Dunia menjadi tanah durjana, semuanya suram
Mungkin kebahagiaan itu tak harus seperti tenangnya air di kolam,atau sunyi di hening malamTerkadang terasa saat gelombang ganas menerjang,
Saat kita matiIbarat Bangun dari mimpitersadar dalam realitas sejatiRuhani menyendiri , sunyiTertipu dan menyesali
Puisi lama dari Arkuafa yang berjudul Ampuni Aku. Intinya terkait manusia yang ingin diampuni kesalahan dan dosa-dosanya oleh Allah SWT.
Tentang insan manusia yang menikmati penuh keindahan dan kesabaran akan sebuah penantian. Memohon perlindungan Allah untuk menemukan jalan hidupnya.
Satu-satunyabukan salah satunyaruang terakhir yang dapat dihuniselain warisan surau yang hampir mati.
Rasa takut yang menghantui manusia terkadang rasa takut yang bersifat manusiawi namun terkadang abai dengan rasa takut yang hakiki
Alam semesta saja bertasbih kepada Allah, sedangkan manusia yang sombong lupa akan hakikat dirinya sebagai seorang makhluk yang lemah tak berdaya.
Manusia yang tidak punya pegangan hidup di dunia seperti berjalan di tengah kegelapan malam yang tak ada cahaya.
Seikat kata meledak- ledak di dadaIngin keluar dari pasungan kemarau rasa Namun kerongkongan menghadangnya
Anganku mengembara ke masa kelam menapaki lorong-lorong penuh duka noda hitam menempel di jiwa
Pengabul harap merupakan sebuah judul puisi bertema religi, tentang ketuhanan.