Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berteman Gugur Daun di Tepi Rhein

5 November 2021   12:04 Diperbarui: 5 November 2021   12:07 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by David Bartus from Pexels

di tepi Rhein, seorang dara melamun 

berteman gugur daun 

merangkai kembali memori menahun  

yang terkubur tanpa berharap bangun: 

bocah lugu tak bersalah

yang bertanya pada sang ayah 

tentang wajah ibu 

yang tak pernah ia tahu 

*

"Nak, ketika engkau dewasa nanti 

engkau akan mengerti 

rasanya ditinggal pergi terlalu dini

oleh orang yang paling engkau sayangi"

* 

Dedaunan berguguran ditiup bayu 

wajah sang dara jadi sayu 

kepada semilir senjakala ia berbisik merdu: 

"Sampaikanlah salam rinduku tuk ibuku"

*

Sang puan melangkah pelan nyaris tanpa daya

nyeri di dada dan punggungnya makin terasa 

di sela nafas tersengal, ia bergumam sendu

"Ibu, mungkin tak lama lagi kita bertemu"

***

Nov 2021. Untuk puan-puan pejuang harapan. 




HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun