Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ada Asa Dalam Cinta - Bagian 66

2 Februari 2015   22:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14217582741237221344


Ketika kuberikan sekeping rindu padamu

Kuberi pula sebutir mimpi

Yang didalamnya aku lelap, pulas

Abadi


Bersamamu, sehelai sepinggang

Seikat cinta, seperca kenangan


Ketika kutitipkan cinta padamu,


Hujan jugakah dihatimu?

{Pekanbaru, 15 Januari 2002}

Cinta termenung membacanya. Puisi itu ditulis tahun 2002. Tahun perpisahannya dengan Rangga. Tahun dimana Rangga berjanji akan menghubungi dan kembali dalam satu purnama setelah kepergiannya. Dan kini, 12 tahun kemudian, ia tahu janji itu gagal dipenuhi Rangga.

Dan kini, ada serunai yang mengisi relung hatinya. Dendangnya lembut mengalun bak sebulir embun jatuh di pagi hari. Membelitnya dalam nelangsa tanpa gulana. Jalinan asa yang terbalut rapat dalam untaian nada sanubari.

Hujan masih menyisakan tetesan terakhirnya. Cinta pergi ke teras. Duduk melamun di hadapan taman, yang bak lirik lagu kanak-kanak, basah semua. Bau tanah basah dihirupnya dengan dahaga. Seakan sudah berabad lamanya tubuhnya tak disentuh kehalusan jemari ilahi. Bak padang pasir mendamba sapa getir dari sang air.

Dalam damai malam yang temaram. Cinta menghanyutkan diri dalam gelimang kenangan. Baluran benaknya menjelajah mengalir mengikuti ruang waktu semesta. Dua belas tahun yang terasa begitu lekat seperti kemarin. Dan beberapa jam lalu yang terasa seperti telah berlangsung selamanya.

Cinta memejamkan mata. Ia memutuskan meraih smartphone-nya. Dilihatnya waktu di layar smartphone-nya, menunjukkan tengah malam lewat beberapa menit. Nama pertama yang terpikir olehnya justru Carmen. Ia mengirimkan SMS singkat kepada sahabatnya itu.

-Carmen, apa kabar lu… Sori baru bales SMS sekarang. Kalo ada apa2, bilang ya…-

Ia lalu mengirimkan SMS kepada Milly dengan hati-hati.

-Milly, gue perlu ngomong sama lu. Kapan ada waktu pas pulang kantor? ASAP ya-

Cinta lantas teringat kepada Maura. Ia ingat sahabatnya itu justru paling tenang karena sudah berkeluarga. Maka, ia pun mengetikkan SMS untuk meminta waktu bertemu juga. Mungkin saja Maura bisa memberikannya saran. Atau, kalau memungkinkan malah jadi penengah antara dia dan Carmen. Cinta tahu, walau belum terungkap ke permukaan, tetapi sejatinya sudah terjadi konflik antara mereka berdua. Dan itu disebabkan oleh hal yang terlihat sepele: rebutan cowok. Maka, Cinta pun mengirimkan SMS kepada Maura.

-Maura sayang… sori gak kontak beberapa hari… Gw mo minta tolong… boleh? Ketemuan ya dlm 1-2 hari ini… Boleh ya? Gw tg kabarnya. Ty-

Cinta menghela nafas. Mengirimkan SMS kepada tiga orang bak mengangkat sekarung beras baginya. Karena ada beban emosional yang menyertainya, maka terasa sekali kalau SMS itu bukan sekedar SMS biasa bagi Cinta.

Sekonyong-konyong, sudut matanya melihat sekelebat ada tikus lewat.

Alangkah enaknya jadi tikus, pikir Cinta. Tidak perlu rumit memikirkan berbagai hal seperti manusia. Eh, tapi, justru gak enak deh, mana ada tikus romantis? Cinta tertawa geli sendiri memikirkan perubahan pikrannya yang sedang kalut itu. Cepat sekali berganti haluan cuma dalam beberapa kerjap.

Cinta menatap kembali layar smartphone-nya. Ia memikirkan satu lagi sahabatnya untuk dikirimi SMS. Ya, satu-satunya yang belum hanya Alya, dan Cinta pun mengetikkan SMS bernada ceria.

-Alya, gw seneng banget hari ini ketemu lu… Cari waktu ngobrol b2 ya dlm bbrp hr ini-

Selesai mengetikkan SMS kepada Alya, suasana hatinya terbawa ceria. Ia tersenyum sendiri. Menghela nafas sebentar, Cinta meramu kata-kata di kepalanya untuk dikirimkan kepada orang berikutnya, kekasihnya saat ini: Borne.

-Borne… terus terang aneh buat gw kita punya status baru begini. But fyi, I really appreciate your treatment to me today. U’re so sweet… Tapi jangan harap gw bakal manggil lu Mas kayak maunya nyokap! He!-

Cinta tak bisa membayangkan apa reaksi Borne saat membaca SMS-nya. Karena dalam satu SMS terdapat nuansa gembira, aneh dan nakal sekaligus. Sambil tersenyum, Cinta bangkit dari duduknya. Tetapi ia lantas teringat satu nama lagi yang hendak dikiriminya SMS: Rangga Ia melihat ke layar smartphone-nya lagi, sudah jam setengah satu malam, dinihari Senin. Berarti di New York jam setengah satu siang, masih hari Minggu tanggal sehari sebelumnya. Dua belas jam mundur.

Ia meneruskan langkah memasuki pintu ke ruang tamu dari teras. Dan di ruang tamu yang kosong, ia kembali duduk. Menggigit bibirnya, Cinta memikirkan beberapa kalimat untuk diketikkannya kepada Rangga. Setelah sekitar lima menit berpikir, Cinta malah mengetikkan SMS yang sangat sederhana.

-Hi Rangga. How’s ur day?-

Sambil mengedikkan bahu seolah ada orang lain di hadapannya, Cinta pun bangkit dari duduknya daan menuju ke kamar. Sebelum digeletakkan di meja riasnya, Cinta mematikan smartphone-nya dan menancapkan kabel catu daya ke sana. Cinta pun menuju ke kamar mandi, hendak mencuci muka dan kaki sebelum bersiap merebahkan diri di tempat tidur. Walau ia sama sekali belum mengantuk dan belum berniat tidur.

*******

[Rumah orangtua Milly. Jakarta Timur.]

Milly mematut-matut wajahnya di hadapan cermin. Bukannya berdandan atau merias diri agar terlihat cantik, tetapi ia malah membuat aneka wajah konyol di sana. Lagipula, saat itu tengah malam. Dan Milly sendirian saja di kamarnya.

Entah kenapa, ia bête. Satu kondisi yang jarang terjadi pada dirinya. Karena selama ini, ia selalu menganggap mudah berbagai hal dalam hidup. Tetapi kali ini, tampaknya ada sesuatu yang besar bakal terjadi di antara dirinya dan para sahabatnya. Tetapi apa, ia tidak tahu.

SMS-nya tadi sore dengan Cinta, ditambah SMS Cinta yang masuk barusan membuatnya gelisah. Belum lagi SMS dari Bowo yang menyatakan kecewa karena tidak bisa bertemu Milly Minggu siang tadi. Memang sejak kemarin Bowo mengajak Milly pergi. Tetapi karena Carmen mendadak meminta bertemu dengannya dan sepertinya mendesak, maka Milly memilih membatalkan janji dengan Bowo. Ia lebih suka menemani sahabatnya yang dirasanya membutuhkan dirinya lebih daripada Bowo yang baru dikenalnya.

Dan pilihan itu tepat. Meski tidak mengatakan dengan jelas, tampak kalau Carmen sedang dilanda masalah hati. Milly tidak bisa menebak siapakah gerangan pria yang telah membuat Carmen yang biasanya tegar itu menjadi seperti rumah pasir tersiram air, merapuh.

Milly menggembungkan pipinya. Mendelikkan matanya. Memeletkan lidahnya. Memainkan jari-jemarinya di wajah. Andaikata cermin bisa berkomunikasi, ia pasti sudah tertawa terbahak-bahak menyaksikan aneka mimik jenaka yang dibuat Milly.

Memang sedari kecil, begitulah cara Milly yang anak bungsu mengusir rasa gelisah yang disebut bête itu. Ia tidak terbiasa bermanja-manja pada kakak-kakaknya. Karena ia malah seringkali jadi bahan ledekan. Akibatnya ia terbiasa memendam masalahnya sendiri.

Begitu pun kali itu. Setelah lelah memainkan wajahnya sendiri, Milly menuju tempat tidur. Ia memasang earphone mendengarkan musik dari MP-4 player, sembari menatapi langit-langit kamarnya yang dihiasi ornamen glow in the dark, memendarkan warna hijau fluorescent. Sekitar setengah jam melamun sendirian, akhirnya lewat setengah satu malam Milly tertidur. Membiarkan masalah yang sama sekali belum bisa dipecahkannya larut dalam gelapnya malam.

*******

(Bersambung dalam beberapa jam...) --> Lanjutan Kisah (Bagian 67)

Catatan Khusus:

Kisah “Ada Asa Dalam Cinta: Episode 1” ini akan segera berakhir... beritahukan teman-teman Anda agar segera turut membacanya di Kompasiana ya… ;)

Segera setelah pemuatan di Kompasiana ini berakhir, akan masuk tahap editing akhir dalam proses pencetakan menjadi buku.

Catatan Tambahan: Karena sempat terjadi kegagalan pengunggahan beberapa kali, maka untuk memenuhi target pemuatan, mulai hari ini Minggu, 1 Februari 2015 hingga Jum’at, 6 Februari 2015 serial novel AADC akan dimuat dua kali sehari.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita bersambung ini dimuat setiap hari di laman penulis http://kompasiana.com/bhayu

Untuk membaca kisah seluruh bagian yang lain, dapat mengklik tautan yang ada dalam daftar di:

Ada Asa Dalam Cinta (Sinopsis  & Tautan Kisah Lengkap)

———————————————————————

Foto: Antono Purnomo / Reader’s Digest Indonesia (Femina Group)

Grafis: Bhayu M.H.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun