Setiap pertunjukan seni yang kita saksikan di atas panggung selalu punya daya tarik tersendiri. Lampu warna-warni yang menyala, musik yang menggugah, gerakan yang penuh semangat, hingga ekspresi para pemain yang terasa begitu nyata semuanya mampu membuat kita terpaku dan hanyut dalam suasana.
 Tapi seringkali, kita hanya melihat hasil akhirnya saja. Kita jarang berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik layar, jauh sebelum tirai panggung terbuka.
Faktanya, semua keindahan yang kita lihat itu berawal dari imajinasi. Dari sesuatu yang belum nyata, belum terbentuk, belum terlihat. Hanya ada dalam angan, dalam pikiran, dan dalam diskusi kecil antar sesama seniman.Â
Mungkin hanya dari satu kalimat, satu ide, atau satu pertanyaan seperti, gimana kalau kita bikin cerita tentang perjuangan seorang anak desa yang ingin jadi penari? Dari situ, imajinasi mulai tumbuh, berkembang, dan diberi bentuk.
Seorang penulis naskah mulai menuangkan cerita. Seorang koreografer mulai menggerakkan tubuh di depan cermin, mencoba mencari gerakan yang bisa menyampaikan rasa.Â
Seorang penata panggung mulai menggambar sketsa di kertas, membayangkan dekorasi apa yang cocok. Bahkan seorang pemain yang belum tahu perannya mulai membayangkan kalau aku jadi tokoh ini, gimana ya rasanya?
Di sinilah seni menjadi hidup bukan hanya lewat hasilnya, tapi lewat proses panjang dan penuh kerja sama. Tak sedikit yang harus dikorbankan. Ada waktu tidur yang berkurang karena lembur latihan. Ada agenda pribadi yang ditunda demi rapat teknis.Â
Ada rasa lelah, frustrasi, bahkan ingin menyerah ketika hasil tak sesuai harapan. Tapi semua itu justru menjadi bagian penting dari perjalanan. Karena seni bukan hanya soal panggungnya, tapi soal perjuangan orang-orang di baliknya.
Di ruang latihan, kamu akan mendengar banyak suara ada yang tertawa, ada yang mengeluh, ada yang menyemangati, ada juga yang diam sambil memikirkan adegan berikutnya.Â
Masing-masing punya peran, punya tekanan, tapi juga punya semangat untuk satu tujuan yang sama: membawa imajinasi menjadi kenyataan yang bisa dirasakan oleh orang banyak.
Menariknya, seni pertunjukan itu bukan hanya milik mereka yang tampil di panggung. Ia adalah karya kolektif. Ada orang yang membuat kostum, ada yang mengatur pencahayaan, ada yang mengurus properti kecil seperti kursi, vas bunga, bahkan secarik surat.Â
Semua tampak kecil, tapi saat pertunjukan dimulai, semua jadi penting. Tanpa mereka, pertunjukan tidak akan berjalan dengan utuh.
Dan saat hari pertunjukan tiba, detik-detik sebelum panggung dibuka adalah momen yang paling mendebarkan. Semua orang menahan napas. Ada rasa tegang, takut salah, tapi juga semangat yang membuncah.Â
Karena akhirnya, apa yang dulu cuma khayalan, kini akan benar-benar ditampilkan di depan mata banyak orang. Setiap gerakan, setiap nada, setiap ekspresi, adalah hasil dari ratusan jam latihan dan curahan hati yang tidak sedikit.
Ketika lampu panggung menyala dan penonton terpukau, mungkin mereka tidak tahu apa yang sudah dilalui para pemain dan tim di belakangnya.Â
Tapi itu tidak apa-apa. Karena bagi seniman sejati, apresiasi tertinggi bukan hanya tepuk tangan, tapi kepuasan bahwa karyanya berhasil menyentuh hati.
Seni mengajarkan kita bahwa imajinasi bukan sesuatu yang sepele. Ia bisa menggerakkan orang, menyatukan tim, bahkan mengubah cara pandang seseorang.Â
Imajinasi yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh bisa menjadi media yang kuat untuk menyampaikan pesan, emosi, dan nilai-nilai kehidupan.Â
Lewat pertunjukan seni, kita bisa menyuarakan yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, dan menyentuh mereka yang tidak terjamah oleh logika.
Jadi, kalau kamu punya ide, jangan takut untuk memulainya. Tidak apa-apa kalau awalnya terlihat sepele atau bahkan mustahil. Karena pertunjukan besar pun selalu dimulai dari satu bayangan kecil. Imajinasi memang tak terlihat, tapi jika kamu berani mewujudkannya, bisa jadi itu adalah karya yang mengubah hidup orang lain.
Di balik panggung, ada cerita. Di balik cerita, ada imajinasi. Dan di balik imajinasi, ada kamu si pemimpi yang punya keberanian untuk bertindak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI