Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Anak Muda Ragu Ambil KPR: Rumah Impian atau Perangkap Cicilan Puluhan Tahun?

16 Juni 2025   11:30 Diperbarui: 16 Juni 2025   07:55 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Rumah Itu Penting, Tapi Hidup Jauh Lebih Penting (Foto:Freepik.com)

Pasar kerja tidak stabil. Ekonomi global tidak bisa diprediksi. Bahkan pekerjaan yang terasa aman hari ini bisa saja lenyap dalam lima tahun ke depan karena digitalisasi, otomatisasi, atau disrupsi lain. Maka muncul pertanyaan kritis: apa jaminan bahwa saya akan terus mampu mencicil rumah hingga lunas?

Inilah alasan mengapa banyak anak muda memilih fleksibilitas dan mobilitas dibanding komitmen panjang yang berisiko. Mereka memilih menyewa rumah atau apartemen dengan sistem tahunan, agar bisa beradaptasi cepat jika kondisi hidup berubah.

Biaya Tersembunyi dan Ilusi Simulasi

Banyak anak muda tergoda dengan brosur KPR yang menjanjikan cicilan ringan. Namun setelah dihitung secara menyeluruh, ternyata total biaya yang harus dibayar bisa jauh lebih besar dari harga rumahnya.

Simulasi cepat: untuk rumah senilai Rp500 juta dengan DP 20% (Rp100 juta), sisa Rp400 juta akan dicicil selama 20 tahun. Dengan bunga efektif 8--9%, total pembayaran bisa mencapai Rp850 juta hingga Rp950 juta. Itu belum termasuk:

  • Biaya provisi

  • Asuransi jiwa dan properti

  • Biaya notaris

  • Pajak pembelian (BPHTB)

  • Biaya administrasi

Setelah semua dihitung, rumah yang awalnya "terjangkau" bisa terasa sangat mahal. Inilah yang membuat banyak calon pembeli muda membatalkan niatnya. Apalagi jika gaji tidak naik, inflasi makin tinggi, dan kebutuhan lain terus menuntut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun